CeritaRakyat Kalimantan Utara - Kalimantan Utara memiliki banyak sekali cerita rakyat yang telah ada secara turun temurun, hingga saat ini.. Beberapa diantaranya bahkan menjadi hikayat, atau asal-usul dari terjadinya suatu tempat di provinsi ini. Walaupun sebenarnya, hal tersebut masih tetap menjadi suatu misteri semesta.r
Baitusen dan Mai Lamah merupakan cerita rakyat riau yang sering dihubungkan dengan Legenda Pulau Sanua yang berada di Kepualauan Riau. Cerita rakyat daerah Riau ini merupakan cerita ketiga yang berasal dari daerah Riau yang kami posting di blog . Ceritanya sangat menarik untuk disimak. Selamat membaca. Cerita Rakyat dari Daerah Kepulauan Riau Baitusen dan Mai Lamah Cerita Rakyat dari Daerah Kepulauan Riau “Istriku, kita tak bisa terus tinggal di sini. Kita harus berani merantau jika ingin mengubah nasib,” kata Baitusen pada Mai Lamah. Baitusen dan Mai Lamah adalah sepasang suami-istri miskin yang tinggal di Natuna, Kepulauan Riau. Karena bosan hidup miskin, Baitusen ingin merantau, “Selagi muda, kita harus giat mencari uang,” katanya. Pilihan mereka jatuh ke Pulau Bunguran yang terkenal dengan kekayaan Iautnya. Mereka berharap bisa mengumpulkan kerang dan ikan untuk dijual. Sesampainya di Pulau Bunguran, Baitusen bekerja sebagai nelayan. Ia bekerja keras menangkap kerang, siput laut, dan ikan. Sedangkan Mai Lamah tiap hari mengusuri pantai untuk mengumpulkan kulit kerang dan siput, lalu dirangkai menjadi kalung dan gelang. Baitusen dan Mai Lamah senang tinggal di Pulau Bunguran. Penduduknya ramah. Kadang Mai Lamah bersama para ibu berkumpul dan mengobrol sambil membuat kalung dari kulit kerang. Hari berganti hari, kehidupan Baitusen dan Mai Lamah semakin membaik. Suatu hari, ketika sedang melaut, Baitusen menemukan lubuk teripang. Di dalamnya terdapat ribuan ekor teripang. “Wah, ini rezeki! Teripang- teripang ini mahal harganya, apalagi jika ku keringkan. Para saudagar dari Singapura dan China tentu mau membelinya dengan harga mahal,” katanya dengan senang. Sejak itu, Baitusen tak lagi mencari kerang dan ikan. Dari lubuk teripang temuannya, ia bisa menangkap banyak untuk dijual. Mai Lamah juga tak lagi mencari kulit kerang. Ia membantu suaminya mengeringkan teripang-teripang itu. Tak lama, teripang kering milik Baitusen tersohor sampai ke negeri tetangga. Banyak saudagar dari Singapura dan China datang untuk membeli. Para saudagar itu memanggil Mai Lamah “Nyonga May Lam”, sedangkan Baitusen dipanggil “Saudagar Teripang”. Dalam setahun, kehidupan Baitusen dan Mai Lamah berubah drastis. Mereka menjadi orang yang sangat kaya raya. Namun kekayaan mereka membuat perangai Mai Lamah berubah. Mai Lamah tak lagi berkumpul dan mengobrol bersama tetangganya. Pergaulannya dengan para saudagar itu membuatnya lupa diri. Nama Nyonya May Lam membuatnya berpenampilan beda. Ia menggunakan gincu, minyak wangi, dan bedak yang tebal. Perhiasan emas memenuhi leher dan tangannya. Jika tangannya digerakkan, maka gelangnya akan berbunyi “krincing… krincing….” Cerita Rakyat dari Daerah Kepulauan Riau Baitusen dan Mai Lamah “Mengapa ia tak mau lagi bergaul dengan kita?” tanya seorang tetangganya. “Entahlah. Mungkin penampilan kita yang jelek dan berbau anyir?” jawab tetangga yang lain. “Hei, bukankah ia dulu serupa dengan kita? Bahkan dulu ia lebih kumal dari kita?” seru yang lain. Begitulah para tetangga mulai memperbincangkan Mai Lamah. Suatu hari, seorang tetangga mengadakan hajatan. Semua orang diundang, tapi Mai Lamah tak datang. Tetangga itu kemudian mengantar nasi ke rumahnya, supaya Mai Lamah juga mencicipi hidangannya. “Apa ini?” tanya Mai Lamah ketika menerimanya. “Nasi hajatan, Mai Lamah. Lauknya ikan asin dan sambal. Ada juga sayur daun pepaya. Kau suka, bukan?” jawab tetangganya. “Suka? Hidangan semacam ini menjijikkan untukku. Coba, ciumlah bau ikan asin ini. Anyir sekali. Lekas kau bawa kembali nasimu ini. Aku tak sudi memakannya!” kata Mai Lamah sambil melemparkan bakul nasi itu. Si tetangga hanya tertegun mendengar perkataan Mai Lamah itu. Lain halnya dengan Baitusen. Ia tak berubah dan tetap sederhana. Ia selalu menasihati istrinya. “Istriku, rezeki itu datangnya dari Tuhan. Kau tak boleh sombong. Nanti Tuhan marah. Ingat, pertama kali kita datang ke pulau ini, bukankah tetangga-tetangga kita memperlakukanmu dengan baik?” nasihat Baitusen kepada istrinya. “Itu dulu, Bang. Sekarang ceritanya lain. Aku sudah menjadi istri seorang saudagar, tentu saja tak boleh bergaul dengan sembarang orang,” ketus Mai Lamah. Suatu hari, Baitusen mengumumkan kalau Mai Lamah hamil! Semenjak itu, perilaku Mai Lamah bukannya bertambah baik, tapi malah hertambah sombong. Ia gemar memamerkan perhiasan emas untuk colon bayinya, hadiah dari para saudagar China dan Singapura. Ketika Mak Semah, tetangganya yang seorang bidan menawarkan diri untuk memeriksa kehamilannya, Mai Lamah malah mencemoohnya. “Aku hanya akan memeriksakan kehamilanku pada tabib dari China. Mereka jauh lebih hebat darimu.” Mak Semah hanya bisa diam. “Rupanya wanita ini memang sudah benar-benar lupa diri,” pikirnya dalam hati. Tibalah saatnya Mai Lamah melahirkan. Siang itu perutnya terasa mulas sekali. Baitusan amat cemas. “Aduhh… aduhh… aku tak tahan lagi, Bang. Panggilkan tabib China di kapal saudagar Apeng yang berlabuh di dermaga,” teriak Mai Lamah. Malang bagi mereka, kapal Saudagar Apeng pulang lebih awal dari rencana semula. Baitusen kebingungan. Tiba-tiba ia teringat pada Mak Semah. “Maaf, Baitusen. Aku tak bisa menolong istrimu. Aku sudah pernah menawarkan jasaku padanya. Tapi ia malah menghinaku,” jawab Mak Semah. “Bawalah ia ke pulau seberang. Di sana ada bidan yang terkenal. Mungkin istrimu mau diperiksa olehnya,” kata Mak Semah lagi. Baitusen panik. Ia kembali ke rumah. Ia membujuk istrinya meminta maaf pada Mak Semah. “Apa? Minta maaf pada bidan kampung itu? Aku tak sudi! Antarkan saja aku ke pulau seberang,” kata Mai Lamah. Baitusen tak bisa memaksa istrinya. Dengan bersusah payah ia membopong istrinya ke perahu. Tiba-tiba Mai Lamah ingat sesuatu. “Bang, cepat kembali ke rumah. Bawalah peti harta kita. Aku takut jika para tetangga mencurinya,” katanya. “Tapi peti itu berat sekali. Bukankah kau menyimpan semua harta kita di dalamnya?” jawab Baitusen. “Justru karena itu Bang. Jika peti itu sampai hilang, habislah kita,” kata Mai Lamah lagi. Baitusen pun menuruti perintah istrinya. Baitusen mendayung perahunya sekuat tenaga. Perahu itu terasa berat. Apalagi, gelombang di lautan tinggi sekali. Perahu mulai oleng dan tenggelam. Mai Lamah berteriak-teriak melihat peti hartanya tenggelam. “Bang… selamatkan peti harta kita. Jangan sampai tenggelam, Bang!” Baitusen tak memedulikan hartanya. Baginya, keselamatan istrinya jauh lebih penting. Ia menarik tangan Mai Lamah dan terjun ke laut. Ia berusaha berenang sambil menarik istrinya menuju daratan. Tapi sayang, Baitusen tak mampu lagi menyelamatkan istrinya. Tiba- tiba petir menyambar-nyambar dan hujan turun sangat deras. Secepat kilat, petir itu menyambar tubuh Mai Lamah. Tubuhnya berubah menjadi batu yang berbadan dua. Batu itu makin lama makin besar, menyerupai sebuah pulau. Demikianlah akhir cerita Mai Lamah yang sombong itu. Pulau berbadan dua itu dikenal dengan nama Pulau Sanua yang berarti “satu tubuh berbadan dua”. Masyarakat meyakini bahwa burung layang-layang putih yang banyak terdapat di Kepulauan Riau itu berasal dari perhiasan emas Mai Lamah. Pesan moral dari Cerita Rakyat dari Daerah Kepulauan Riau untukmu adalah Janganlah menjadi orang yang sombong. Orang yang baik hati dan tidak sombong akan selalu dicintai oleh orang-orang di sekitarnya. Jika Adik-adik suka dengan legenda rakyat kali ini, jangan lupa baca kisah rakyat riau lainnya yaitu yaitu Cerita Rakyat Riau Legenda Dayang Kumunah dan Kumpulan Cerita Rakyat Daerah Riau. Ceritarakyat dari Nusa Tenggara Timur - adalah kisah dua orang kakak beradik yang bernama Lona Kaka dan Lona Rara. Cerita rakyat ini memiliki tauladan tentang persaudaraan dan jangan merasa iri hati dengan apa yang dimiliki saudara yang lain. Cerita rakyat Indonesia ini cukup terkenal di daerah asalnya. Ada sebuah pepatah yang mengatakan kalau tak kenal maka tak sayang. Nah, berikut ini ada cerita rakyat dari Sumbawa berjudul Tanjung Menangis yang menarik untuk disimak. Yuk, langsung dicek saja!Sama seperti provinsi lainnya di Indonesia, Nusa Tenggara Barat memiliki kisah legenda yang sayang sekali kalau dilewatkan. Salah satunya yang nanti bisa kamu baca di sini adalah cerita rakyat Tanjung Menangis yang berasal dari daerah masuk ke cerita, kamu harus tahu dulu kalau Tanjung Menangis merupakan sebuah tempat wisata yang begitu indah. Namun siapa sangka di balik keindahannya, ada sebuah legenda yang tragis yang seperti kisah lengkapnya? Daripada semakin penasaran, mending langsung cek saja cerita rakyat Tanjung Menangis di bawah ini. Selain ceritanya, kamu pun dapat menmukan ulasan unsur intrinsik dan fakta Rakyat Asal Usul Tanjung Menangis Asal Sumbawa, Nusa Tenggara Barat Sumber Indonesia Kaya Pada zaman dahulu kala di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, ada sebuah kerjaan yang dipimpin oleh seorang datu atau raja. Raja tersebut diberi gelar Datu Samawa. Sang raja memiliki seorang anak perempuan yang sangat cantik. Kecantikannya itu tersohor hingga ke negeri tetangga. Namanya adalah Putri Lala Intan Bulaeng. Putri raja itu tak hanya memiliki paras yang cantik, tetapi juga kepribadian yang baik. Maka dari itu, ia begitu dicintai oleh rakyatnya. Hingga pada suatu hari, Putri Lala tiba-tiba terjangkit sebuah penyakit yang aneh. Sang raja tentu saja berusaha untuk menyelamatkan putrinya. Namun, semua usaha yang telah dilakukan nampaknya belum membuahkan hasil. Datu Samawa bahkan meminta bantuan pemimpin kerajaan lain, yaitu Datu Dompu dan Datu Bima untuk mencari tabib sakti guna menyembuhkan putrinya. Sayangnya, lagi-lagi usaha mereka menemui jalan buntu. Mengadakan Sayembara Bertahun-tahun sudah Putri Lala Intan Bulaeng mengidap penyakit aneh. Namun selama itu pula, masih belum ada yang mampu menyembuhkannya. Raja kemudian merasa sangat putus asa. Terlebih lagi, ia juga tidak tega melihat istrinya yang setiap hari menangis meratapi kondisi anak perempuannya. Sang raja kemudian memanggil para penasihatnya. Ia ingin meminta pendapat dari mereka mengenai tindakan yang harus dilakukan selanjutnya. Dari pertemuan tersebut kemudian diputuskan supaya raja mengadakan sayembara. Kemudian katanya, “Barang siapa dapat menyembuhkan putriku yang sedang sakit parah nanti akan kuberi hadiah.” “Jika perempuan akan kuangkat sebagai anak. Namun jika laki-laki, nanti akan kujadikan menantu, ” lanjutnya. Baca juga Dongeng Burung Tempua dan Burung Puyuh Beserta Ulasannya, Pengingat Bahwa Tiap Orang Punya Selera Berbeda Perjalanan Kesembuhan Sang Putri Para utusan raja kemudian menyebar untuk membagikan perihal sayembara itu. Ada yang menuju ke arah barat, timur, selatan, dan utara. Dengan begitu, semakin banyak orang yang mendengar dan mengikuti sayembara, semakin cepat pula putri disembuhkan. Berita tentang sayembara itu terdengar hingga seantero negeri. Semua orang yang merasa mampu menyembuhkan sang putri boleh mengikutinya. Kabar sayembara tersebut sampai juga ke Pulau Sulawesi. Banyak tabib dari daerah tersebut kemudian menjajal peruntungannya untuk menyembuhkan sang putri. Para tabib sakti yang datang memang kebanyakan berasal dari tempat yang jauh-jauh. Mereka mengerahkan semua kemampuan untuk mengobati sang putri. Sayangnya, tak ada satu pun yang berhasil. Raja tentu saja merasa begitu sedih mengetahui fakta tersebut. Akan tetapi, ia masih berharap ada keajaiban yang akan menyelamatkan putrinya. Datanglah Seorang Kakek-Kakek Hari berganti hari, keadaan sang putri tidak menunjukkan perubahan yang berarti. Hingga pada suatu hari, ada seorang kakek tua yang sudah renta bernama Daeng Paringgi datang ke istana. Ia datang jauh-jauh dari Ujung Pandang untuk mengikuti sayembara meski jalannya sudah susah dan menggunakan tongkat. Setelah diizinkan masuk dan menghadap raja, kakek itu memohon izin untuk mengikuti sayembara menyembuhkan Putri Lala Intan Bulaeng. Katanya, “Ampun beribu ampun, Baginda. Hamba ke mari memberanikan diri untuk mengikuti sayembara yang diadakan oleh Baginda. Apakah Baginda memperkenankan hamba untuk mengikutinya?” “Tentu saja, semua orang berhak mengikuti sayembara yang kuadakan,” jawab sang raja. Kakek tersebut kemudian diantar oleh beberapa pengawal untuk bertemu menemui Putri Lala Intan Bulaeng. Mereka kemudian berjalan menuju sebuah bukit yang terletak di sebalah timur istana. Di sana, sang putri telah tidur di atas bale-bale yang sekelilignya ditutup oleh kain putih. Setelah itu, pengawal yang mengantar menjaga di luar bale. Kemudian, Daeng Paringgi masuk ke dalam balai tersebut. Laki-laki tua kemudian berdoa sebelum mencoba untuk menyembuhkan sang putri. Atas kuasa Tuhan, perempuan itu pun akhirnya sembuh. Baca juga Cerita Rakyat Asal-Usul Ikan Pesut Mahakam dan Ulasan Menariknya, Sebuah Pelajaran Bagi Orang Tua Raja Bahagia Putrinya Sembuh Putri Lala Bulaeng yang sudah sembuh kemudian bersama-sama dengan Daeng Paringgi dan beberapa pengawalnya menghadap raja. Ketika melihat sang putri di hadapannya sudah sembuh, tentu saja membuatnya merasa sangat bahagia. Sesuai dengan perjanjian, seharusnya Datu Samawa menjadikan Daeng Paringgi sebagai menantunya. Namun, melihat fisik sang tabib yang sudah begitu tua, sang raja tentu saja tidak tega jika putri cantiknya menikah dengan lelaki itu. Ia lalu berubah pikiran. Katanya, “E… Daeng, rasa terima kasihku tak terhingga terhadap Daeng karena telah menyembuhkan putriku. Maka sekarang, aku akan memberimu hadiah yang sangat banyak.” “Jika Daeng menginginkan uang, maka aku akan memberikannya. Jangankan uang, emas permata, atau harta apa pun itu akan aku berikan,” lanjutnya. Mendengar hal tersebut, tentu saja Daeng Paringgi merasa kecewa. Ia sedih karena tiba-tiba sang raja mengingkari janjinya. Dengan sopan, laki-laki tua itu menolak hadiah yang diberikan oleh sang raja. Ia lalu berjalan keluar meninggalkan istana. Di lain sisi, Putri Lala Bulaeng merasa iba setelah melihat wajah sedih Daeng Paringgi saat keluar istana. Ia kemudian berlari mengejar pria itu menuju ke ujung tanjung. Kebenaran tentang Daeng Paringgi Dari jarak yang tidak begitu jauh, sang putri melihat Daeng Paringgi menaiki sampannya. Saat itu juga, keajaiban pun terjadi. Kakek tua yang renta tersebut berubah menjadi seorang pemuda yang begitu tampan dan gagah. Seketika itu, Putri Lala Bulaeng merasa jatuh cinta. Wanita muda itu lalu menghampiri sang pemuda. Katanya, “Apakah benar Tuan adalah kakek tua yang mengobatiku tadi?” “Iya benar, Putri. Kakek tua tadi adalah perwujudan hamba. Nama hamba yang sebenarnya adalah Zainal Abidin. Hamba berasal dari Kerajaan Gowa.” Sang putri kemudian mengangguk dan berkata, “Tuan, mari menghadap Ayahanda bersama-sama. Tuanlah yang seharusnya menjadi suamiku sesuai dengan sayembara yang telah diucapkan ayahandaku.” Akan tetapi, usulan Putri Lala Bulaeng itu tidak disetujui oleh sang pemuda. “Maafkan hamba, Putri. Namun, hamba tidak bisa kembali ke istana lagi.” “Hamba tidak memiliki keberanian untuk menghadap sang raja. Karena siapalah hamba ini yang hanya datang dari pulau seberang,” katanya sambil tersenyum. Baca juga Dongeng Ikan Mas Ajaib dan Pohon Emas Beserta Ulasannya, Pengingat Agar Selalu Tulus Melakukan Segala Hal Kejadian yang Tragis pun Terjadi Putri Intan Lala Bulaeng kemudian terdiam sejenak. Ia memikirkan cara untuk meyakinkan Zainal Abidin supaya mau kembali ke istana. Lalu katanya, “Siapa pun Tuan dan dari mana datangnya, apabila pandai membawa diri dan elok menempatkan sikap, maka akan jadi saudaran sejiwa.” “Jika Tuan tetap tidak bersedia, maka saya akan tetap berada di sini,” sumpahnya. Perkataan tersebut membuat sang pemuda terhenyak. Namun, ia memang sudah berbulat hati untuk pergi dan mengikhlaskan sang putri. “Maafkan hamba, Putri. Tapi, hamba tetap tidak bisa. Semoga suatu hari nanti, kita dipertemukan lagi jika Tuhan mengizinkan,” putusnya. Ia kemudian mengayuh sampannya dan pergi menjauh dari sang putri. Putri Lala Intang Bulaeng merasa sangat sedih karena ditinggal oleh cinta pertamanya. Ia pun menangis sejadi-jadinya. Tanpa sadar, sang putri berlari mengejar pujaan hatinya hingga sampai ke tengah laut. Akhirnya, wanita yang malang tersebut meninggal karena tenggelam. Sejak saat itu, tempat itu kemudian diberi nama Tanjung Menangis untuk mengenang kisah sedih kedua sejoli ini. Baca juga Kisah Rapunzel Si Putri Rambut Panjang Versi Grimm Bersaudara dan Ulasan Lengkapnya Unsur-Unsur Intrinsik Cerita Rakyat Sumbawa Tanjung Menangis Sumber Wikimedia Commons Menurutmu bagaimana cerita lengkap legenda Tanjung Menangis asal Sumbawa ini? Seru sekali, kan, pastinya? Nah selanjutnya, di sini kamu akan menyimak mengenai unsur-unsur intrinsik yang membangun cerita tersebut. Mari langsung saja dilanjutkan membacanya! 1. Tema Tema dari legenda Tanjung Menangis asal Sumbawa ini adalah menepati janji yang telah diucapkan. Jika tidak, akan ada banyak pihak yang tersakiti. Jika saja Datu Samawa menepati janjinya, Daeng Paringgi dan Putri Lala Intan Bulaeng pasti sudah menikah. Hal itu akan menyelamatkan Daeng dari rasa kecewa dan sang putri dari patah hati. 2. Tokoh dan Perwatakan Dari cerita rakyat Tanjung Menangi asal Sumbawa, Nusa Tenggara Barat ini, ada tiga tokoh yang akan dibahas lebih dalam. Ketiga tokoh tersebut adalah Datu Samawa, Daeng Paringgi, dan Putri Lala Intan Bulaeng. Datu Sawama sebenarnya adalah seorang raja yang begitu mencintai rakyatnya. Ia juga seorang ayah yang sangat menyayangi putrinya. Segala usaha ia lakukan untuk kesembuhan sang putri. Hanya saja, dirinya tidak bisa memegang teguh janjinya. Dengan seenaknya, ia membatalkah hadiah sayembara dan menggantinya begitu saja setelah melihat fisik dari sang tabib yang menyembuhkan anaknya. Setelah itu, ada Daeng Paringgi. Ia merupakan seseorang yang baik dan bijak. Dirinya datang jauh-jauh dari Sulawesi untuk mencoba menyembuhkan putri. Meskipun raja tiba-tiba mengubah hadiahnya, ia menerimanya dengan lapang dada dan tidak memilih jalan kekerasan. Kemudian yang terakhir tentu saja ada Putri Lala Intan Bulaeng. Wanita ini adalah wanita berparas cantik dan baik hati. Sayang sekali, ia harus mengalami jatuh cinta dan patah hati di saat yang bersamaan karena ayahnya yang mengingkari janji. 3. Latar dari Cerita Rakyat Tanjung Menangis Asal Sumbawa Secar umum, latar belakang dari cerita rakyat Tanjung Menangis ini terjadi di Nusa Tenggara Barat, tepatnya daerah Sumbawa. Namun tenang saja, kamu pun bisa menemukan latar spesifiknya di sini. Beberapa yang sudah disebutkan adalah kerjaan, bukit samping kerajaan, dan laut. Selanjutnya, latar suasanya yang paling mendominasi dalam kisah ini adalah kesedihan dan kekecewaan. 4. Alur Seperti kebanyakan legenda-legenda yang mungkin telah kamu baca, cerita rakyat asal sumbawa berjudul Tanjung Menangis ini menggunakan alur maju. Kisahnya dimulai dengan Putri Lala Intan Buleang yang memiliki penyakit aneh. Datu Samawa sudah mengundang banyak sekali tabib sakti untuk menyembuhkannya. Namun, hasilnya tetap saja nihil. Hingga akhirnya, ia mengadakan sayembara. Nah ternyata, yang berhasil mengobati sang putri adalah seorang kakek yang sudah renta. Sayangnya, sang raja kemudian mengingkari janji karena tidak rela kalau putrinya menikah dengan laki-laki tua itu. Padahal yang sebenarnya terjadi adalah sang kakek tua merupakan jelmaan seorang pemuda tampan dan Putri Lala pun jatuh cinta padanya. Namun kemudian, laki-laki itu tetap pergi. Sang putri pun patah hati dan tenggelam ke laut saat mengejar pujaan hatinya. 5. Pesan Moral dari Cerita Rakyat Tanjung Menangis Lewat legenda tersebut, kamu bisa memetik banyak sekali pelajaran. Salah satunya yaitu jangan pernah mengingkari janji yang kamu buat. Lihat saja, akibat perbuatan raja yang ingkar janji, ia malah harus kehilangan anak perempuannya. Selanjutnya, setiap orang tua tentu saja menyayangi anak-anaknya. Namun, terkadang mungkin ada caranya yang salah. Contohnya bisa kamu baca lagi cerita di atas. Selanjutnya, jangan pernah menilai seseorang hanya karena fisiknya. Bukankah penampilan tidak menjamin segalanya? Dan yang terakhir, kamu harus menyadari bahwa hidup ini terkadang memang tidak bisa diduga. Kamu mungkin akan mengalami kekecewaan, tapi bukan berarti kamu bisa melampiaskannya dengan amarah. Contohlah Daeng Paringgi yang lapang dada menerima kekecewaannya. Tak hanya unsur-unsur intrinsiknya, jangan lupakan unsur ekstrinsik yang membangun kisah Tanjung Menangis asal sumbawa ini. Unsur ekstrinsik itu meliputi nilai-nilai yang telah dipegang teguh, latar belakang penulis, dan juga masyarakatnya. Baca juga Kisah Kupu-Kupu Berhati Mulia & Ulasan Menariknya, Pengingat untuk Selalu Berbuat Baik pada Siapa Saja Fakta Menarik tentang Cerita Rakyat Tanjung Menangis dari Sumbawa Sumber Indonesia Traveler Nah tadi, kan, kamu sudah membaca cerita lengkap beserta ulasan singkat unsur-unsur intrinsiknya. Nah selanjutnya, masih ada fakta-fakta dari cerita rakyat Tanjung Menangis yang menarik utnuk disimak. 1. Memiliki Versi Cerita Lain Fakta menarik yang pertama adalah cerita rakyat Tanjung Menangis asal Sumbawa ini memiliki versi lain. Namanya juga legenda yang dulunya diceritakan secara turun temurun, perbedaan versi dan nama tokoh adalah hal yang lumrah. Nah, kalau di versi yang satu ini, sewaktu Daeng Paringgi kelaur dari istana, Putri Lala Intan Bulaeng berteriak histeris menangisi kepergiannya. Hal itu kemudian membuat penyakit sang putri datang kembali. Karena tidak tega, Daeng Paringgi kembali datang ke istana mengobati sang putri. Nah di sinilah, lelaki tua itu berubah menjadi laki-laki tampan yang membuat sang putri jatuh hati. Namun kemudian, ada seorang pengawal yang melihat kalau Daen Paringgi memeluk sang putri dan mengadukannya pada raja. Raja tentu saja marah karena berpikiran kalau putrinya dilecehkan. Akhirnya, sang raja menyuruh pengawalnya untuk membunuh pemuda itu. 2. Tempat Wisata Tanjung Menangis Tanjung Menangis yang legendanya kamu baca di atas bukanlah sebuah tempat khayalan. Tempat wisata ini benar-benar ada dan terkenal karena keindahannya. Wisata Tanjung Menangis terlatak di Kecamatan Sumbawa Besar, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Tempat ini masih terlihat begitu asri dan sejuk. Tak hanya menarik wisatawan lokal, rupanya tempat ini juga sudah di kalangan wisatawan mancanegara. Namun sayang sekali, akses menuju ke sama masih terbilang cukup susah. Sudah Puas Membaca Cerita Rakyat Tanjung Menangis Asal Sumbawa di Atas? Demikanlah cerita beserta ulasan lengkap dari cerita rakyat Tanjung Menangis asal Sumbawa yang bisa kamu simak di sini. Semoga menghibur dan kamu bisa memetik pelajara berharga dari kisah tersebut. Selain cerita di atas, kamu pun dapat menyimak berbagai legenda dari daerah yang sayang jika dilewatkan. Beberapa contohnya adalah legenda Putri Tangguk, asal mula Sungai Mahakam, dan kisah Bunga Mawar Merah yang sombong. Kalau mencari kisah nabi, fabel, atu dongeng dari luar negeri juga ada, lho. Tunggu apalagi? Pokoknya, baca terus PosKata, yuk! PenulisErrisha RestyErrisha Resty, lebih suka dipanggil pakai nama depan daripada nama tengah. Lulusan Universitas Kristen Satya Wacana jurusan Pendidikan Bahasa Inggris yang lebih minat nulis daripada ngajar. Suka nonton drama Korea dan mendengarkan BTSpop 24/7. EditorElsa DewintaElsa Dewinta adalah seorang editor di Praktis Media. Wanita yang memiliki passion di dunia content writing ini merupakan lulusan Universitas Sebelas Maret jurusan Public Relations. Baginya, menulis bukanlah bakat, seseorang bisa menjadi penulis hebat karena terbiasa dan mau belajar.
CeritaRakyat Dari Nusa Tenggara Timur Gregor Neonbasu SVD,Yohanes Vianes Watu . Tersimpan di: Main Author: NEONBASU SVD,Gregor (-) Other Authors: Yohanes Vianes Watu (-) Format: BookSection: Bahasa: ind: Terbitan: Jakarta Grasindo, 1996: Subjects: Cerita Rakyat-Nusa Tenggara Timur.

Asal usul Pulau Nusa merupakan cerita rakyat Kalteng yang akan kakak ceritakan pada malam hari ini. Konon munculnya Pulau Nusa disebabkan satu hewan yang sangat besar dan kuat yaitu Naga. Bagaimana kisah nya? Yuk kita baca bersama-sama. Cerita Rakyat Kalteng Asal Muasal Pulau Nusa Di Kalimantan Tengah Di dekat Sungai Kahayan, hidup seorang laki-laki bernama Nusa. Ia tinggal bersama istri dan adik iparnya. Untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, mereka bercocok tanam. Suatu saat, kemarau melanda desa mereka. Kekeringan terjadi dimana-mana. Sungai Kahayan pun lama-kelamaan surut. Tanaman mati, karena kekurangan air. Kemudian, Nusa dan keluarganya pergi meninggalkan desa itu untuk mencari penghidupan yang lebih baik. Dengan menggunakan perahu mereka mengarungi Sungai Ruhan. Tiba-tiba, di tengah perjalanan, ada sebuah pohon besar yang tumbang, sehingga jatuh melintang di tengah sungai. Perahu Nusa terhambat dan perjalanan tidak dapat dilanjutkan. “Mari kita potong pohon ini, Dik!” ujar Nusa kepada adik iparnya. Mereka berdua mencoba membelah batang pohon besar tersebut. Namun, setelah sekian lama mereka mencoba, belum juga berhasil. Sementara itu, hari semakin sore, mereka belum juga makan. “Aku akan mencari sesuatu ke dalam hutan untuk kita makan. Kau lanjutkanlah pekerjaan ini;” kata Nusa kepada adik iparnya. Lalu, ia masuk ke dalam hutan. Selang beberapa saat, Nusa kembali ke perahu mereka dengan membawa sebutir telur raksasa. “Lihatlah apa yang kubawa! Telur ini cukup untuk mengisi perut kita yang lapar!” kata Nusa, “Cepat rebuslah telur ini!”” Istri dan adik ipar Nusa memandang telur tersebut dengan wajah khawatir. “Bang, lebih balk jangan memakan telur itu. Tidakkah Abang tahu itu telur apa?” kata sang istri. “Aku tidak peduli ini telur apa. Jika kalian tidak mau memakannya, biar aku saja yang menghabiskannya!” Lalu, Nusa merebus telur itu dan memakannya hingga habis. Pagi harinya ketika terbangun dari tidur, Nusa merasakan tubuhnya gatal luar biasa. Muncul bercak-bercak merah. Ia panik dan meminta istrinya membantu menggaruk tubuhnya. Namun, rasa gatal justru semakin menjadi. Bukan hanya itu, bercak-bercak merah itu lalu berubah menjadi sisik-sisik sebesar uang logam di seluruh tubuhnya. Kemudian, adik iparnya pergi mencari pertolongan. °Maafkan Abang, Dik. Rupanya, telur yang Abang makan semalam itu adalah telur naga. Beginiiah jadinya, lama-kelamaan tubuh Abang akan menyerupai naga;” Kato Nusa dengan sedih. Adik ipar Nusa datang bersama serombongan warga. Mereka sangat terkejut melihat keadaan Nusa. Tubuhnya sudah ditumbuhi sisik dari dada sampai ujung kaki. Ukuran t ubuhnya pun semakin lama semakin besar. Panas terik menyengat tubuh Nusa yang dibaringkan di pinggir sungai. “Terik sekali matahari membakar tubuhku. Aku mohon gulingkanlah aku ke sungai,” kata Nusa. Cerita Rakyat Kalteng Asal Usul Pulau Nusa Dengan saling membantu, warga mendorong tubuh Nusa ke dalam sungai. Nusa mmandang langit kemudian bicara kepada istrinya, “Adinda, sebentar lagi akan terjadi badai besar. Lebih baik kau, adikmu, dan para penduduk segera meninggalkan tempat ini. Tinggalkanlah Abang di sini. Ini sudah menjadi takdir Abang. Kita harus berpisah. Maafkanlah Abang;” kata Nusa dengan sedih. Istri Nusa menangis tersedu-sedu, tetapi ia tidak dapat berbuat apa-apa. Ia pun pergi menyelamatkan diri bersama adiknya dan para penduduk. Benar saja. Menjelang malam, hujan besar melanda daerah itu. Petir bergemuruh dan Sungai Ruhun pun meluap. Tubuh Nusa hanyut terbawa banjir ke Sungai Kahayan. Sampai di muara Sungai Kahayan, Nusa berdiam diri. Ada banyak ikan kecil di sana yang bisa disantapnya. Namun, kehadirannya membuat cemas ikan-ikan di sekitarnya. Hidup mereka terancam. Lalu, mereka berunding mencari cara untuk membuat naga besar itu tidak lama tinggal di sana. “Bagaimana cara kita mengusirnya dari sini, teman-teman?” kata ikan jelawat. “Aku ada ide. Kalian tenanglah, tunggu aku beri aba-aba kepada kalian untuk membantuku.” kata ikan saluang. Sore harinya, Naga Nusa melihat seekor ikan saluang duduk termenung tidak jauh darinya. “Hai ikan mungil, kenapa kau terlihat sedih begitu?” tanya Naga Nusa. Ikan saluang menatap Naga Nusa dengan takut, “Tuan Naga, kemarin aku bertemu dengan seekor naga yang besarnya sama denganmu. Ia tahu kau tinggal di sini. Ia memintaku untuk menyampaikan kepadamu bahwa ia menantangmu berkelahi.” “Apa? Ia berani menantangku? Baiklah! Katakan kepadanya besok aku tunggu di sini.” seru Naga Nusa geram. Keesokan harinya, Naga Nusa sudah menunggu lawannya. Ia mondar- mandir sampai kelelahan, tetapi tak satu pun ikan datang. Bahkan, ikan saluang pun tidak muncul. Nusa pun kelelahan dan tertidur. Melihat Naga Nusa tertidur, ikan saluang yang semenjak tadi bersembunyi berjalan mendekati ekor naga tersebut. Tiba-tiba ia berteriak, “Tuan Naga! Musuhmu datang!” Naga Nusa terkejut dan memutar kepalanya ke arah ekornya, gerakannya mengeluarkan bunyi mendesau yang sangat keras. Nusa mengira bunyi itu adalah bunyi musuhnya, dengan cepat ia menggigit ekornya, karena dikiranya itu adalah musah yang datang Nusa melolong kesakitan. Ikan saluang segera memanggil teman temannya dan bersama-sama menggerogoti luka di ekor Naga Nusa. Nusa semakin kesakitan dan bergerak-gerak sekuat tenaga menghindari gigitan ribuan ikan kecil di ekornya. Lama-kelamaan ia kehabisan tenaga kemudian mati. Semakin hari kerangka naga yang mati tersebut tertimbun dan ditumbuhi pepohonan. Lama-kelamaan kerangka yang ditumbuhi pohon itu semakin luas sehingga membentuk sebuah pulau. Pulau inilah yang dinamakan Pulau Nusa. Letak pulau ini di Sungai Kahayan Pesan moral dari cerita rakyat kalteng Asal Usul Pulau Nusa adalah sebaiknya kita selalu berhati-hati dengan sesuatu yang tidak kita ketahui asal usulnya. Baca Cerita rakyat Kalimantan Tengah lainnya pada artikal kakak berikut ini Cerita Rakyat dari Kalimantan Tengah Buaya dan Naga

CeritaRakyat dari Nusa Tenggara Barat. Sekembalinya dari berburu, Datu Panda'i sangat terkejut melihat keadaan kapal yang porak-poranda. Ia segera mencari istrinya. Alangkah kagetnya ia, ketika melihat Sari Bulan telah berubah menjadi wanita yang buruk rupa. "Oh, pasti istriku terkena kutukan.
Cerita rakyat Putri Mandalika dari Nusa Tenggara Barat NTB menjadi salah satu kisah yang populer di Indonesia Timur. Bila kamu belum tahu, mari simak dongengnya secara lengkap dalam artikel ini!Tak hanya memiliki banyak destinasi wisata cantik, NTB juga mempunyai produk budaya yang beragam. Salah satunya adalah cerita rakyat Putri Mandalika yang diwariskan secara turun-temurun oleh orang-orang di artikel ini, kamu tidak hanya akan menjumpai kisah legendaris dari suku Sasak itu secara lengkap, melainkan juga pembahasan mengenai unsur-unsur intrinsiknya. Tak lupa, ada pula fakta menarik yang barangkali bisa menambah Sudah tak sabar ingin mengetahui cerita rakyat Putri Mandalika dari NTB? Yuk, langsung saja simak informasinya dalam pembahasan berikut! Semoga dari legenda itu, ada pesan moral yang bermakna yang bisa kamu Rakyat Putri Mandalika dari NTB Sumber YouTube – Dongeng Kita Pada zaman dahulu kala, terdapat sebuah kerajaan yang berdiri di daerah Lombok. Kerajaan itu dipimpin oleh seorang raja yang bijaksana dan adil bernama Raja Tonjang Beru. Ia memimpin kerajaannya bersama sang istri, Dewi Seranting. Dipimpin oleh raja yang mumpuni, rakyat kerajaan ini hidup aman, tentram, dan makmur. Oleh sebab itu, tak heran jika rakyatnya sangat mencintai raja mereka. Kebahagiaan semakin menyelimuti negeri ketika raja dan ratu dikaruniai seorang anak perempuan. Raja Tonjang Beru dan Dewi Seranting memberikan nama Putri Mandalika kepada anaknya yang baru lahir itu. Sang putri tumbuh menjadi pemudi yang cantik jelita dan berkepribadian luhur. Kabar tentang keberadaan putri cantik jelita dengan kepribadian yang luhur pun tersebar ke seluruh negeri. Banyak putra mahkota dari kerajaan-kerajaan lain di Nusa Tenggara yang datang menghadap ke Raja Tonjang Beru. Raja Tonjang Beru dengan senang hati menerima kedatangan tamu-tamu tersebut. “Pangeran, kamu datang dari negeri yang jauh. Kira-kira apa maksud kedatanganmu kemari?” tanya sang raja kepada salah satu pangeran. “Maafkan atas kelancangan saya, Yang Mulia. Hamba sudah mendengar tentang Putri Mandalika yang tak hanya cantik parasnya, tapi juga luhur kepribadiannya. Jika Yang Mulia berkenan, saya bermaksud untuk meminang sang putri sebagai permaisuri,” jawab sang pangeran. “Sebagai seorang ayah, saya tentunya merasa senang dan tersanjung apabila ada pangeran yang ingin menjadikan putri saya sebagai seorang permaisuri. Namun, untuk keputusan akhirnya, saya sepertinya perlu berbincang-bincang dahulu dengan sang putri,” terang Raja Tonjang Beru. “Terima kasih Yang Mulia karena telah mempertimbangkan lamaran saya. Saya akan menunggu keputusan Yang Mulia dengan sang putri,” ujar sang pangeran. “Baiklah kalau begitu. Silakan pangeran beristirahat dahulu di istana khusus tamu kerajaan,” ucap sang raja. Pangeran tersebut kemudian mengundurkan diri. Lamaran dari Para Pangeran untuk Sang Putri Raja Tonjang Beru bertemu dengan belasan pangeran yang hendak melamar putri semata wayangnya. Sang raja kemudian melakukan rapat terbatas dengan istri dan putri kesayangannya. “Mandalika, belasan pangeran dari penjuru negeri datang untuk melamarmu. Ayah tidak akan mengambil keputusan siapa pangeran yang akan menjadi suamimu karena keputusan itu akan ayah serahkan kepadamu,” ujar Raja Tonjang Beru. “Putriku Mandalika, ibu dan ayah akan menyetujui siapa pun pangeran yang kamu pilih sebagai suami. Kami hanya berharap kamu akan mendapatkan suami yang baik hati, bijaksana, dan cinta kepadamu,” jelas Dewi Seranting. Mendengar pendapat dari kedua orangtuanya, Putri Mandalika hanya mengangguk dan mencari waktu untuk menentukan pilihan. Ia tidak serta merta langsung memutuskan siapa pangeran yang akan ia terima pinangannya. Putri Mandalika lalu meminta seluruh pangeran yang melamarnya untuk berkumpul di balairung istana. Wanita ini ingin mengenali satu per satu pangeran yang telah menghadap ke ayahnya itu. Baca juga Legenda Si Penakluk Rajawali Asal Sulawesi Selatan dan Ulasan Menariknya, Pelajaran Berharga tentang Ketulusan Perdebatan antar Para Pangeran, Ketakutan Sang Putri Sumber YouTube – Dongeng Kita Setelah mencoba mengenali para pangeran itu, Putri Mandalika berpikir keras untuk menentukan pilihan. Namun, ketika sang putri tengah sibuk dengan pemikirannya, terjadi keributan yang disebabkan oleh para pangeran yang ingin menjadi suami Putri Mandalika. “Sang putri pasti akan memilihku. Ayahku adalah raja besar penguasa wilayah utara,” ujar salah satu pangeran. “Tidak. Akulah yang paling cocok menjadi suami sang putri. Ia tidak akan menolakku karena aku adalah putra mahkota dari kerajaan besar di wilayah barat,” jawab pangeran lainnya. “Harapan kalian tidak akan terwujud. Sang putri pasti akan memilihku karena aku adalah pewaris dari kerajaan di wilayah timur yang memiliki armada laut yang sangat kuat,” tukas pangeran yang lain. “Tidak mungkin. Jika sampai kamu atau kamu yang terpilih, aku pastikan bahwa pasukanku akan menyerang kerajaan kalian,” ancam salah satu pangeran. Pangeran yang lain langsung menimpali ancaman itu, “Kamu pikir aku takut dengan pasukanmu?! Tidak sama sekali. Pasukanku memiliki persenjataan yang lebih lengkap.” “Jika kalian berani mengirimkan pasukan ke kerajaanku, bisa aku pastikan bahwa para prajurit dan armada lautku akan menghancurkan seluruh kerajan kalian tanpa sisa,” ujar pangeran yang berasal dari wilayah timur. Mendengar para pangeran yang saling melontarkan ancaman, Putri Mandalika tidak kuat menahan emosinya. Sang putri langsung memerintahkan para pangeran untuk diam dan berhenti berdebat. Dalam benak sang putri, ia tidak mau kalau ada peperangan antar kerajaan hanya karena memperebutkan dirinya. “Pada hari ke-20 bulan ke-10 atau tiga hari dari sekarang, saya mohon para pangeran datang ke pantai pagi-pagi sekali. Saya akan memberikan jawaban atas lamaran yang telah para pangeran sampaikan kepada ayah saya,” pinta Putri Mandalika. Para pangeran menyanggupi permintaan sang putri. Mereka kembali ke tempat peristirahatan masing-masing. Sementara itu, Putri Mandalika pergi bersemedi ke pantai untuk meminta pertolongan pada Yang Maha Kuasa supaya bisa mengambil keputusan bijak. Keputusan Bijak yang Diambil oleh Putri Mandalika Putri Mandalika sudah bisa membayangkan akan terjadi peperangan besar yang akan memakan banyak korban jika ia mengambil keputusan dengan terburu-buru. Ia berharap Yang Maha Kuasa akan memberikan petunjuk untuk bisa menyikapi permasalahan yang sedang ia hadapi. Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Pagi hari sekali, belasan para pangeran yang melamar Putri Mandalika berkumpul di tempat yang sang putri pinta. Selain itu, rakyat kerajaan juga berkumpul pinggir pantai yang sama karena penasaran siapa pangeran yang akan dipilih oleh putri kerajaan mereka. Tak lama, tibalah Putri Mandalika bersama Raja Tonjang Beru dan Dewi Seranting. Mereka berjalan kaki dari istana menuju pinggir pantai yang telah menjadi tempat berkumpul para pangeran dan rakyat kerajaan. Putri Mandalika lalu pergi berjalan menuju karang tempat ia bersemedi beberapa hari yang lalu. Sang putri kemudian menghadap ke arah para pangeran dan berkata, “Wahai para pangeran, tolong dengarkan perkataan saya ini dengan baik karena saya tidak akan mengulanginya.” “Jika aku menerima lamaran dari salah satu pangeran di antara kalian, maka akan ada peperangan yang akan menelan korban jiwa. Padahal aku hanya ingin rakyat kita di negeri ini hidup makmur, aman, dan tentram,” jelas sang putri. Putri Mandalika lalu melanjutkan, “Sungguh saya tidak akan sanggup melihat pertumpahan darah antar kerajaan yang ada di wilayah ini. Para pangeran mungkin masih bisa hidup dengan nyaman, tapi rakyat kalian akan hidup dalam penderitaan akibar dari perang.” “Maka dari itu, saya memilih untuk tidak menerima lamaran dari kalian. Saya ingin kalian semua memiliki saya, tapi tidak sebagai seorang istri. Saya ingin menjadi seseorag yang semua orang bisa miliki. Sebab itulah, saya akan menjadi nyale cacing laut yang bisa berguna untuk semua orang,” ucap sang putri. Asal-Usul Nyale yang Merupakan Jelmaan Sang Putri Tak lama setelah melontarkan pernyataannya, tiba-tiba datanglah ombak besar yang menggulung tubuh Putri Mandalika. Tanpa perlu diperintah, semua pangeran beserta rakyat yang berkumpul di pinggir pantai berenang ke arah dimana tubuh sang putri ditelan ombak. Namun, usaha para pangeran dan orang-orang yang terjun ke dalam air laut berujung sia-sia. Tubuh Putri Mandalika telah hilang dan menyatu dengan laut. Karena kelelahan, mereka pun memutuskan untuk kembali ke bibir pantai untuk beristirahat. Tiba-tiba saja, muncullah ribuan nyale berwarna-warni dari arah laut. Orang-orang yang berada di pinggir pantai itu pun lantas terkejut. Namun, mereka kemudian memahami maksud pesan dari sang putri. Rakyat lalu berbondong-bondong mengambil nyale yang mereka percaya sebagai titisan Putri Mandalika. Nyale-nyale itu warnanya beragam, dari coklat tua hingga hijau. Mereka kemudian memanfaatkan nyale sebagai bahan makanan ataupun dilepas ke area persawahan untuk menyuburkan tanah. Begitulah akhir dari cerita rakyat Putri Mandalika asal NTB. Harapan sang putri untuk bisa menjadi seseorang yang bermanfaat untuk semua orang telah terkabul. Sampai sekarang, cacing-cacing laut itu muncul setahun sekali di area pinggiran Pantai Seger, Kuta, Lombok Selatan. Baca juga Cerita Rakyat Batu Ajuang Batu Peti dan Ulasan Menariknya, Kebohongan yang Membuat Kapal Berubah Menjadi Batu Unsur Intrinsik Dongeng Putri Mandalika Sumber YouTube – Dongeng Kita Nah, kamu telah mengetahui kisah lengkap Putri Mandalika dari informasi di atas. Selanjutnya, uraian berikut akan membahas tentang unsur-unsur intrinsik yang terkandung dalam legenda dari suku Sasak tersebut. Yuk, simak! 1. Tema Gagasan utama atau tema dari cerita rakyat Putri Mandalika dari NTB adalah tentang pengorbanan. Sang putri mengorbankan dirinya sendiri karena tidak mau menjadi alasan timbulnya peperangan antar kerajaan di wilayah Lombok. 2. Tokoh dan Perwatakan Ada beberapa tokoh yang memiliki peran penting dalam legenda dari Pulau Lombok di atas. Pertama, Putri Mandalika yang digambarkan mempunyai paras yang cantik dan kepribadian yang luhur. Selanjutnya, ada Raja Tonjang Beru yang memiliki watak bijaksana, adil, dan sayang terhadap keluarganya. Ia tidak memaksakan kehendaknya dan percaya kepada pilihan yang diambil sang putri. Dewi Seranting dijelaskan sebagai sosok ibu yang arif dan sayang terhadap keluarganya. Ia adalah ratu yang baik hati dan dicintai oleh rakyat kerajaan. Sementara itu, tokoh para pangeran yang digambarkan dalam cerita rakyat Putri Mandalika dari NTB ini memiliki beragam watak. Ada yang angkuh, arogan, dan bertindak semaunya sendiri. Ada juga yang mudah tersulut emosi dan bertindak ceroboh. 3. Latar Latar atau tempat kejadian di mana legenda di atas terjadi ada di istana, balairung, pinggir pantai, dan karang tempat sang putri bersemedi. 4. Alur Alur kisah putri kerajaan di Pulau Lombok di atas termasuk alur maju atau progresif. Legenda diawali dengan pengenalan karakter keluarga kerajaan dan kondisi kehidupan di wilayah itu. Selanjutnya, jalan cerita berkembang dengan kehadiran para pangeran dari berbagai kerajaan yang hendak melamar Putri Mandalika. Hal itu menjadi sumber dilema sang putri. Puncak konflik terjadi ketika Putri Mandalika melontarkan penolakannya kepada semua lamaran yang ia terima. Wanita ini tidak mau menjadi alasan kenapa kerajaan dan rakyatnya hidup dalam penderitaan karena para pangeran saling menyerang satu sama lain. Pada akhirnya, sang putri memilih berubah menjadi nyale yang bisa bermanfaat untuk semua orang. Dengan begitu, peperangan yang bisa menumpahkan darah bisa terhindarkan. 5. Pesan Moral Pesan moral atau amanat yang bisa kamu ambil dari cerita rakyat Putri Mandalika asal NTB adalah pengorbanan tanpa pamrih yang ditunjukkan oleh sang putri. Ia rela mengorbankan nyawanya sendiri demi keselamatan orangtua dan rakyat yang ia cintai. Selain itu, kebijaksanaan yang ditunjukkan oleh Raja Tonjang Beru juga perlu ditiru. Ia tidak memaksakan kehendaknya dan menyerah seluruh keputusan pernikahan kepada sang putri. Hal yang sama juga dilakukan oleh Dewi Seranting selaku ibu sang putri. Tak hanya unsur instrinsik, kamu juga bisa menyimpulkan unsur ektrinsik dari legenda dari Pulau Lombok di atas. Sebut saja nilai-nilai yang berlaku di masyarakat pada saat itu, misalnya saja nilai sosial, moral, dan budaya. Baca juga Legenda Si Tanduk Panjang dari Tanah Batak dan Ulasan Lengkapnya yang Menarik untuk Disimak Fakta Menarik Sumber Wikimedia Commons – Festival Bau Nyale Kamu sudah mengetahui tentang cerita rakyat Putri Mandalika dari NTB beserta unsur-unsur intrinsiknya. Namun, belum lengkap rasanya kalau kamu melewatkan ulasan tentang fakta-fakta menarik yang berkaitan dengan legenda itu. Langsung cek saja, yuk! 1. Festival Bau Nyale Festival Bau Nyale adalah acara setahun sekali yang diselenggarakan pada sekitar bulan Februari dan Maret. Kata bau dari bahasa Sasak artinya adalah menangkap, sedang nyale berarti cacing laut. Upacara Bau Nyale dilaksanakan di Pantai Seger, Kuta, Lombok Selatan. Secara tradisi, puncak perayaan upacara ini digelar pada tanggal 20 bulan 10 kalender Sasak. Biasanya, perkiraan kedatangan nyale di pantai akan dilakukan oleh para penyamo. Penyamo merupakan orang yang ditunjuk oleh perwakilan dari empat penjuru di wilayah Lombok. Mereka akan membahas kedatangan nyale dengan menggunakan pendekatan perpaduan ilmu perbintangan, maritim, dan angin. Masyarakat di wilayah Pantai Seger sendiri memiliki tradisi unik ketika sedang mengikuti bau nyale. Mereka percaya bahwa mengeluarkan umpatan kasar akan semakin mengundang kedatangan nyale. Festival Bau Nyale tidak hanya dihadiri oleh penduduk setempat, tapi juga menarik perhatian wisatawan dalam ataupun luar negeri. Tak jarang, turis dari luar kota Lombok, seperti Mataram, datang ke festival ini untuk bisa membawa nyale ke rumah. 2. Manfaat Nyale Nyale ternyata mempunyai kandungan gizi yang bermanfaat untuk kesehatan. Cacing laut ini memiliki kandungan protein yang lebih tinggi daripada telur ayam dan susu sapi. Bahkan, hewan yang muncul setahun sekali ini kalsiumnya lebih tinggi daripada susu sapi. Selain itu, nyale bermanfaat sebagai anti diabet alami. Dalam tradisi pengobatan dari Tiongkok sendiri, cacing laut biasa digunakan sebagai obat untuk penyakit tuberkulosis, pemulihan kesehatan yang disebabkan oleh patogen, dan bermanfaat dalam pengaturan fungsi lambung dan limpa. 3. Kawasan Wisata Mandalika Mandalika menjadi sebutan untuk kawasan wisata yang terletak di Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kawasan wisata ini memiliki luas sekitar hektar dan diresmikan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus KEK sejak tahun 2017. Mandalika dijadikan sebagai representatif tempat liburan di Lombok yang terdiri dari tujuh spot wisata alam. Sebut saja Pantai Kuta, Pantai Seger, Pantai Sereting, Bukit Merese, Pantai Tanjung Aan, Batu Payung, dan Pantai Gerupuk. Selain itu, ada juga destinasi rekreasi buatan manusia dan beragam fasilitas penginapan untuk para wisatawan dari luar kota. Baca juga Kisah Asal Mula Nagari Minangkabau dan Ulasannya, Bukti Kalau Kekerasaan Bukanlah Segalanya Cerita Rakyat Putri Mandalika dari NTB yang Menghibur Demikian ringkasan legenda Putri Mandalika yang bisa kami rangkum. Bagaimana? Apakah kamu tertarik untuk membagikan kisah tersebut kepada orang-orang tersayang? Jika tertarik dengan dongeng-dongeng keren lainnya, kamu bisa sering-sering mengunjungi PosKata. Beberapa di antaranya adalah cerita rakyat Mentiko Betuah, kisah Telaga Alam Banyu Batuah, dan legenda Putri Pukes. Selamat membaca! PenulisAulia DianPenulis yang suka membahas makeup dan entertainment. Lulusan Sastra Inggris dari Universitas Brawijaya ini sedang berusaha mewujudkan mimpi untuk bisa menguasai lebih dari tiga bahasa. EditorKhonita FitriSeorang penulis dan editor lulusan Universitas Diponegoro jurusan Bahasa Inggris. Passion terbesarnya adalah mempelajari berbagai bahasa asing. Selain bahasa, ambivert yang memiliki prinsip hidup "When there is a will, there's a way" untuk menikmati "hidangan" yang disuguhkan kehidupan ini juga menyukai musik instrumental, buku, genre thriller, dan misteri.
Bacajuga: Jelajah Surga Wisata Air Terjun di Flores Barat NTT, Ada Cerita Mistis. Jika Jalan Trans Flores pansela cenderung berkelok-kelok, Trans Pantai Utara tidak demikian. Tanjakan juga sangat sedikit dan wisatawan yang melewatinya punya lebih banyak kesempatan melihat panorama pantai dan laut di sepanjang jalan.
\n \n \n cerita rakyat dari nusa laut
KarerID - Loker Hari Ini: Lowongan Kerja Cer 2018 Cerita Bergambar 2018 Agustus 2022 - Update Lowongan Kerja Cer 2018 Cerita Bergambar 2018 Agustus 2022 Terbaru tahun 2022, Lowongan Kerja Cer 2018 Cerita Bergambar 2018 Agustus 2022 Adalah salah satu Perusahaan multi nasional yang bergerak di Bidang Lowongan Kerja Cer 2018 Cerita Bergambar 2018 Agustus 2022 mungkin Daftarisi Awal 1 Lihat Pula 2 Referensi 3 Catatan 4 Bacaan 0 bahasa Tambah pranala Daftar Bupati Belu Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Bupati Belu Lambang Kabupaten Belu Petahana dr. Agustinus Taolin , SpPD-KGEH, FINASIM sejak 26 April 2021 Kediaman Jl. Gajah Mada, Kota Atambua , Kabupaten Belu Masa jabatan 5 tahun Dibentuk 20. MarthaChristina Tiahahu (lahir di Nusa Laut, Maluku, 4 Januari 1800 - meninggal di Laut Banda, Maluku, 2 Januari 1818 pada umur 17 tahun) adalah seorang gadis dari Desa Abubu di Pulau Nusalaut. Lahir sekitar tahun 1800 dan pada waktu mengangkat senjata melawan penjajah Belanda berumur 17 tahun. Ayahnya adalah Kapitan Paulus
\n cerita rakyat dari nusa laut
NUSRAMEDIACOM — Dinilai penting agar hasil cipta kebudayaan para leluhur bisa terdokumentasi secara utuh, Tim Ekspedisi akan tetap menelusuri setiap cerita rakyat para Leluhur Lombok yang terserak. Demikian hal itu ditegaskan Ketua Tim Ekspedisi Mistis PDI Perjuangan NTB dan Mi6, Ruslan Turmuzi pada Kamis 4 Agustus 2022 di Mataram. Dengan menelusuri setiap rekam jejak sejarah [] UplN.
  • qz4a5j5pui.pages.dev/12
  • qz4a5j5pui.pages.dev/166
  • qz4a5j5pui.pages.dev/60
  • qz4a5j5pui.pages.dev/349
  • qz4a5j5pui.pages.dev/439
  • qz4a5j5pui.pages.dev/826
  • qz4a5j5pui.pages.dev/604
  • qz4a5j5pui.pages.dev/865
  • qz4a5j5pui.pages.dev/814
  • qz4a5j5pui.pages.dev/878
  • qz4a5j5pui.pages.dev/204
  • qz4a5j5pui.pages.dev/705
  • qz4a5j5pui.pages.dev/721
  • qz4a5j5pui.pages.dev/726
  • qz4a5j5pui.pages.dev/91
  • cerita rakyat dari nusa laut