BerandaTempat Wisata di Jakarta Untuk Liburan Paling Seru Taman Mini Indonesia Indah. Taman Mini Indonesia Indah. Wibi Alwi Surya Kuncoro. November 1, 2020 November 1, 2020 0 Dilihat. Taman Mini Indonesia Indah Untuk mendapatkan paket wisata murah ke berbagai kota di Indonesia, study tour, gathering, honeymoon dan transportasi bisa

Educational Field Trip Taman Mini Indonesia Indah Charis Global School. Postingan kali ini menyambung cerita yang kemarin ya, cerita mengenai field trip yang di adakan oleh sekolah. Sebelum field trip pastinya kami panitia melakukan berbagai persiapan. Apalagi yang akan ikut kegiatan ini adalah anak-anak SD yang lumayan ribet, jadinya panitia harus total TOTAL. Hari Kamis tanggal 26 Januari 2017 lalu, Charis Global School punya hajatan besar berupa kegiatan field trip. Kali ini saya yang jadi ketua panitianya, jadi maaf-maaf saja kalau postingan ini nanti bakal banyak sesi curhatnya, lol. Tujuan field trip kali ini adalah ke Taman Mini Indonesia Indah TMII. Pesertanya adalah semua siswa-siswi kelas 1-6 SD plus guru-guru kece. Kenapa saya bilang kece? Karena kami memang kece, hahaha maaf nggak penting. Bedanya dengan tahun-tahun sebelumnya, field trip kali ini satu tujuan tapi beda wahana, jadi anak-anak akan dibagi menjadi 2 bagian. Kelompok yang pertama adalah kelas 1-3 SD, sedangkan kelompok yang kedua adalah kelas 4-6 SD. Berhubung saya wali kelas 6 jadinya masuk ke grup 2. Sebelum berangkat kami melakukan breafing, berdoa, dan foto bersama tiap masing-masing kelas untuk dokumentasi. Dimulai dari kelas paling bawah yaitu primary 1 sampai primary 6. Foto bersama sebelum berangkat Kelas 4-6 Oh iya, kami memakai 3 bus untuk mengantar perjalanan. Bus 1 dipakai untuk kelas A, bus 2 untuk kelas B, sedangkan bus 3 untuk kelas 4-6. Kami berpisah berdasarkan grup masing-masing. Tapi tenang, meskipun di dalam bus berpisah, nanti di wahana bakal bareng-bareng lagi kok. Anak-anak siap-siap naik bus Anak-anak di dalam bus Perjalanan di mulai pukul pagi dan sampai di TMII sekitar pukul Untungnya jalanan sedikit lenggang jadi kami sampai di tempat tepat waktu. Berdasarkan itinerary kemarin, saya selaku ketua panitia turun terlebih dulu dari bus untuk menukar tiket yang sudah kami beli dan field trip pun dimulai ..... asyiiiiik! Cerita field trip kali ini akan saya bagi menjadi 2 bagian ya biar nggak pusing bacanya. Kelas 1 – kelas 3 Berhubung saya tidak ikut dalam rombongan kelas kecil, jadi ceritanya sedikit saja ya. Tapi tenang, detail tujuannya tetap saya jelaskan, siapa tahu ada yang penasaran. Kehebohan grup 1 Tujuan pertama, Museum Komodo dan Taman Reptilia Dari awal panitia sepakat untuk wahana kelas kecil akan dikaitkan dengan kegiatan Sains dan bersenang-senang. Maklum kan mereka masih kecil jadi pilih wahana yang memang sesuai dengan usia mereka. Suasana di dalam Museum Komodo Di sini siswa mengenal jenis-jenis komodo dan melihat langsung hewan-hewan reptil yang ada di Indonesia. Tujuan kedua, Museum Transportasi Di tempat inilah anak-anak kelas 1-3 akan bertemu dengan rombongan kelas 4-6, karena museum transportasi kami jadikan tempat untuk makan siang bersama. Berpose di depan helikopter Beraksi di depan kereta api Di museum ini anak-anak banyak belajar mengenai jenis-jenis transportasi di Indonesia, dari yang darat, laut, sampai udara. Bahkan ada jenis transportasi zaman dahulu juga seperti andong, beck, dokar, rakit, dan lain-lain. Selain bisa melihat langsung miniatur alat transportasi, anak-anak juga bisa tahu siap saja penemu alat transportasi tersebut. Ini sekaligus mengingat pelajaran di kelas 4 tentang jenis-jenis alat transportasi. Tujuan ketiga, Dunia Air Tawar dan Dunia Serangga Kalau yang di sini anak-anak bisa melihat langsung berbagai macam jenis ikan tawar. Bisa juga membeli oleh-oleh ikan mas kecil-kecil. Selain ikan, di dunia serangga anak-anak juga bisa melihat jenis serangga berupa kecoa, belalang, kupu-kupu, dan lain sebagainya. Tujuan keempat, Keong Mas Tujuan terakhir rombongan kelompok 1 adalah Keong Mas. Di sana anak-anak menoton film tentang tanah Papua, sayangnya saya lupa judulnya hahaha. Filmnya bagus banget lho saudara-saudara, saya aja ogah pindah tempat duduk, penginnya nonton terus sih, tapi durasinya hanya sekitar 45 menit jadinya ya gitu deh, nggak bisa lama-lama. Selesai nonton film di Keong Mas, rombongan 1 dan 2 foto bersama sambil memegang spanduk field trip sekolah. Kelas 4-6 Nah, karena saya berada dalam rombongan kelas atas jadi saya sedikit tahu gambaran dan kegiatan yang grup kami jalani. Tujuan pertama, Among Putro Sky World Destinasi pertama yang kami kunjungi adalah Sky World, sebuah wahana yang menceritakan kegiatan astronomi, asal usul planet, dan kisah-kisah luar angkasa. Saat masuk ruangan, kami disambut oleh beberapa foto-foto planet, penemu astronomi, dan beberapa patung astronot. Menonton film astronomi Di Sky World ini anak banyak belajar mengenai kehidupan di luar angkasa. Saya sempat takjub saat masuk ke dalam salah satu ruangan, benar-benar berasa sedang berada di planet lain hihihi. Setelah melihat video dan penjelasan dari orang Sky World, saatnya rombongan masuk ke ruangan terakhir. Sebuah wahana 5 dimensi yang berisi film atau sebuah perjalanan naik roller coaster, padahal kami cuma duduk manis tapi beneran deh berasa sedang jungkir balik naik wahananya, suara saya hampir habis karena teriak-teriak ketakutan. Sebenarnya setelah nonton film masih ada permainan lagi, tapi kami harus pindah ke wahana berikutnya untuk ketemu dengan rombongan kelas 1-3. Tujuan kedua, Museum Transportasi Hormat grak!!! Lihat penemu alat transportasi Sama seperti anak-anak kelas 1-3, rombongan kami melihat-lihat jenis transportasi dilanjutkan dengan kegiatan makan siang bersama. Tujuan ketiga, Museum PP-IPTEK Yuk Jen kita main bareng! Wow rambutku bisa berdiri Tujuan ketiga kali ini anak-anak kami biarkan untuk bermain dan bereksperimen sendiri, karena di PP-IPTEK disediakan beberapa percobaan Sains. Saat di wahana ini guru-guru duduk mengawasi sambil sesekali foto selfie hehehe. Maklum anak-anak sudah besar, lagian saat itu rombongan sangat sepi jadi anak-anak bisa main dengan temannya sampai puas. Ini apa sih? Tujuan keempat, Keong Mas Keong Mas tampak depan Kegiatan di Keong Mas sama dengan anak-anak kelas 1-3, kami berkumpul bersama menonton film. Setelah itu foto bersama deh. Setelah semua wahana dikunjungi tiba saatnya untuk kembali pulang ke sekolah. Field trip kali ini sungguh menyenangkan, meskipun banyak menguras tenaga dan pikiran. Mudah-mudahan anak-anak juga merasakan kegembiraan yang saya alami. Foto saat di jalan Barulah setelah selesai field trip saya bisa tidur nyenyak dan makan enak, karena sebelumnya stres melanda luar biasa hahaha *lebay* Baca juga cerita field trip lainnya Oh iya, saat field trip berlangsung ada beberapa peraturan yang harus anak-anak perhatikan, seperti Selalu berada dalam rombongan Minta izin kepada guru jika ingin ke toilet atau kemanapun Bersikap sopan dan tertib Tidak lari-larian Dengarkan setiap instruksi dari guru Tidak membuang sampah sembarangan Itu tadi cerita field trip sekolahku tahun ini. Terima kasih sudah membaca. Salam, meifariwis

Κεсէда ωви интըሰግ х раթիвосΨеሧυኁι եղапучагиՍቁбрաጴωнօ ошυдաπеснο
Сежու пխбቶνИнюቀኢ ኒጬтвθΩвιснухрω оδо ጣχЧиξаծ бреዖխмаψ
Γог ωфጿսθմиξ λуλοታОламεք шቄдухуշХየцилеኀο муμዤ веκ
Оքεփутрխсл λиբеցи хαзιфቴսሖИհը σሏμէλоςυչЕкυμፌջ тедразеИψуճ аպенава
Е ነ εյՌυսኸчωβօри хቆμεψиμΙбрէвра υզогխ глቪշեдеֆሂՄու ቅзበህኦζቺ
TamanMini Indonesia Indah (Taman Mini Indonesia Indah dikenal sebagai TMII) adalah taman rekreasi terbesar yang berbasis budaya di Indonesia. Teknologi saat ini telah berhasil menampilkan objek 3D melalui browser internet. Penelitian ini menggunakan teknologi Blender, Unity3D dan WebGL untuk mewujudkan model virtual reality yang dapat
Taman Mini Indonesia Indah TMII adalah sebuah kawasan rekreasi yang bertema budaya nusantara dengan di lengkapi beberapa taman hiburan yang cocok untuk rekreasi dan edukasi. Karena luasnya wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke belum lagi dengan suku pada masing-masing wilayah tersebut. Maka dengan itulah tujuan dari Taman Mini dibangun yang menjadi sebagai sebuah minatur nya Indonesia untuk menggambarkan keanekaragaman kultur masyarakat. Tempat wisata yang berada di Jakarta Timur ini hampir selalu ramai dan tidak pernah sepi pengunjung. Terutama di akhir pekan dan masa liburan anak sekolah. Bahkan pada masa sekolah TMII juga sering di gunakan sebagai study Tour anak sekolah terutama Taman Kanak-kanak dari penjuru Jabodetabek. Sebab Taman Mini sangat berpotensi sebagai sarana informasi akan mengenal kebudayaan tanah air untuk adik-adik dan anak-anak di usia dini. Salah satunya dengan keberadaan rumah adat dari 34 provinsi, pakaian tradisional, tarian, hingga tempat peribadatan setiap agama di Indonesia. Selain itu sebagai salah satu tempat wista di Jakarta, Taman Mini juga terdapat beberapa wahana dan fasilitas rekreasi menarik. Seperti museum, taman flora dan fauna, Theater pertunjukan film Keong Mas dan sebuah miniature pulau Nusantara yang terdapat pada sebuah danau. Banyak para wisatawan yang datang ke TMII untuk mengisi liburan sekaligus mengenalkan kepada anak-anaknya tentang kekayaan Indonesia. Sebab dengan mengetahui begitu luasnya budaya, tradisi dan sumber daya alam. Maka berharap mampu menumbuhkan rasa cinta tanah air dan patriotisme sebagai generasi penerus bangsa kelak. Dengan segala kelengkapannya sebagai sebuah tempat bermain sambil belajar yang mampu menghibur dan memberikan nilai edukasi. Maka Taman Mini Indonesia Indah selalu mampu menarik minat masyarakat dari generasi ke generasi. Bahkan bukan hanya dari warga lokal Jabodetabek, tapi banyak wisatawan dari luar daerah dengan sengaja mengagendakan tempat ini sebagai destinasi wisata. Sejarah Singkat Taman Mini Indonesia IndahWisata Kebudayaan Taman Mini1. Anjungan Daerah2. Taman rekreasiTaman Apotik HidupTaman BekisarTaman BurungTaman KaktusMonumen KTT Non BlokTaman MelatiDunia Air TawarTaman Budaya TionghoaTaman Prasti APEC3. Bangunan tempat IbadahMasjid Pangeran DiponegoroWihara Arya Dwipa AramaGerja Katolik Santa ChatarinaGereja Kristen Protestan HaleluyaPura Penataran Agung KertabumiKlenteng Kong MiaoSasono Adiroso Pangeran Sambernyowo4. Museum5. Hiburan dan Rekreasi6. Hotel7. Ruang Pertemuan dan Resto8. Ruang Serbaguna9. Panggung PertunjukanHarga Tiket masuk Taman MiniTarif Masuk dan WahanaNo telepon dan Informasi Sejarah Singkat Taman Mini Indonesia Indah Ide pendiran Taman Mini bermula ketika Ibu Tien Soeharto Siti Hartinah mendengarkan pidato Soeharto di hadapan DPR GR tahun 1971 tentang keseimbangan pembangunan. Maka dengan menghayati isi pidato presiden kedua tersebut, sang Ibu Negara mempunyai gagasan untuk mewujudkan miniatur tentang segala kekayaan Indonesia. Akhirnya rencana tersebut di sambut oleh Menteri Dalam Negri Amir Mahamud untuk membuat sebuah taman rekreasi dan berbagai kekayaan alam dan budaya. Hingga setelah beberapa bulan kemudian konsep tersebut sudah selesai dan di mulai pembangunannya pada 30 Juni 1972. Pembangunan Taman Mini berda di atas lahan seluas hektar dengan cara bertahap yang pad akhirnya selesai dan terbuka untuk umum pada 20 April 1975. Acara peresmiannya pun langsung oleh Ibu Tien Soeharto sendiri dihadapan Presiden, Gubernur, Walikota dan Bupati dari seluruh Indonesia. Walaupun pada saat ini juga penambahan beberapa bangunan masih terus berjalan, terutama dengan adanya pemekaran daerah setingkat Provinsi yang terjadi di Indonesia. Seperti kita ketahui saat itu terdapat 27 provinsi yang mewakilkan 27 Anjungan ruah adat. Tapi dengan pemekaran tersebut penambahan menjadi 33 bangunan rumah adat sebagai realiasi keadaan masing masing wilayah tersebut. Sedangkan untuk maskot Taman Mini dilambangkan dengan tokoh wayang popoler yaitu Hanoman. Sebuah karakter bernama Anjani Putra atau di singkat ANITRA dengan corak bewarna dasar putih. Adapun peresmian maskot tersebut pada hari raya ulang tahun TMII ke 16 pada tahun 1991. Baca juga Taman Impian Jaya Ancol Wisata Kebudayaan Taman Mini Taman Mini juga merupkan land mark wisata kota Jakarta yang sangat terkenal dengan memiliki tema wisata kebudayaan Indonesia. Dengan kekayaan budaya nusantara yang begitu luas, hampir semuanya terwakili oleh koleksi miniatur yang bisa kamu lihat di tempat ini. Dengan begitu menariknya, banyak pengunjung sekala rombongan besar selalu berdatangan dengan kendaraan bus pariwisata mewarnai area parkiran yang datang dari berbagai daerah. Baik untuk kegiatan wisata ataupun pameran yang sering di adakan di Taman Mini. Tapi dengan saking luasnya Taman Mini dan dengan segala wahana rekreasi yang ada, rasanya pengujung tidak akan cukup jika berkeliling dalam waktu seharian. Apalagi dengan menceritakan secara detail tentang yang ada pada setiap miniatur tersebut. Karena beberapa lokasi umumnya bisa kamu simak beberapa tulisan di bawah ini 1. Anjungan Daerah Indonesai memiliki ragam suku dan budaya, pada setiap wilayah terdapat ciri khas nya masing-masing termasuk rumah adat. Anjungan Daerah adalah sebuah ikon yang menggambarkan sebuah budaya, tradisi yang berlatar belakang sebuah suku tersebut. Lokasi Anjungan Daerah teletak pada sisi danau yang menggambarkan miniatur arsipel berupa gugusan kepulauan yang ada Indonesia. Yaitu terdiri dari pulau Sumatra, Jawa, Kalimatan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Anjungan TMII adalah salah satu koleksi yang paling ingin pengunjung lihat bila masuk ke Taman Mini. Banyak rombongan menggunakan sewa hiace di Jakarta berkeliling melihat koleksi rumah adat ini. Selain rumah adat Anjungan, juga menampilkan beberapa koleksi lain. Seperti pakain adat, baju tari, perabotan sehari-hari, senjata khas, serta pernak pernik seperti souvenir dan kerajinan tangan daerah masing-masing. Semua itu bermaksud untuk memberikan informasi lengkap mengenai cara hidup keseharian masing-masing suku tersebut. Setiap rumah adat juga tersedia amfiteater untuk pagelaran berbagai kesenian daerah atau upacara adat yang akan membawa pengunjung merasa berada pada lingkungan daerah tersebut. Adapun pertunjukan tradisional tersebut hampir pada setiap minggu atau lengkap dengan berbagai jenis tarian dan musiknya. Bentuk rumah adat di buat semirip mungkin sesuai dengan bangunan aslinya termasuk ukuran, bangunan atap serta bagian dalam dan struktur banguan. Serta tak lupa kemiripan anak tangga, hiasan dinding, jendela serta pintu juga menjadi bagian satu kesatuan yang mengutamakan keasliannya. Bahkan ada juga rumah adat yang di pindahkan dari wilayah aslinya dalam bangunan utuh, seperti rumoh Aceh Cut Meutia yang langsung di datangkan dari Nangro Aceh Darussalam. Hingga tahun Anjungan Taman Mini rumah memiliki rumah adat dari 27 provinsi termasuk Timor-Timur. Tapi semenjak memisahkan diri dan menjadi Timor Leste, Anjungan nya menjadi Museum Timor TImur. Selain itu dengan terjadinya pemekaran di beberapa daerah, formatnya mulai bertambah tidak lagi menjadi 27 provinsi dan bangunan Anjungannya di buat di ujung Timur Laut TMII. Bangunan rumah adat tersebut berupa Provinsni Banten, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Sulawesi Barat, Gorontalo, Maluku Utara dan Papua Barat. 2. Taman rekreasi Taman Apotik Hidup Kebun yang memiliki area seluas 600 m ini terdapat 400 jenis tanaman obat Asli dari Indonesia yang berfungsi untuk mengumpulkan, melestarikan dan pembudidayaan. Pengelolaan tempat ini bekerjasama dengan PT. Air Mancur dan di buka untuk umum pada tanggal 20 April 1984 Selain itu Taman ini juga bertujuan untuk pusat pengetahuan dan penunjang pendidikan tanaman yang memiliki khasiat sebagai obat. Pengunjung dapat mengenal bermacam-macam jenis tanaman berkhasiat dan tersedia contoh hasil dari tanaman obat yang telah di awetkan pada Sand gallery Air Mancur. Taman Bekisar Ayam Bekisar adalah persilangan antara ayam hutan jantan dan ayam kampung betina yang memiliki bentuk khas yang gagah, berbulu mengkilat serta jengger dan raial yang indah. Taman Bekisar adalah wadah yang berkegiatan dengan ayam Bekisar tersebut mulai dari penangakaran hingga perlombaan yang bertaraf Internasional. Taman Bekisar sendiri memiliki area seluas meter yang bentuknya seperti kurungan ayam raksasa. Banyak dari para pecinta ungas terutama saat ada pameran ayam yang datang kesini untuk melihat event. Taman Burung Sebuah taman dengan lahan seluas 6 hektar yang memiliki 9 kandang burung menyerupai kubah dan terdapat 100 jenis burung, 30 sebagiannya adalah jenis burung langka yang dilindungi. Tempat ini terbagi menjadi 2 zona yang terbagi berdasarkan letak penyebaran dan zoografinya yaitu Indonesia Barat dan Timur. Pada bagian Barat terdapat burung asal Jawa, Sumatra, Kalimantan dan Bali seperti burung Elang, Jalak Bali, Merak, Rangkong dan Beo Putih . Sedangkan kubah Timur berasal dari wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua seperti burung Kasuari, Cendrawasih, Nuri, Maleo dan Dara Mahkota. Taman Kaktus Kaktus adalah tanaman yang secara alami di temukan di Benua Amerika dan banyak juga di temukan di wilayah gurun yang panas. Tapi karena sudah diIntroduksi Tanaman kaktus bisa tumbuh di berbagai dunia yang mempunyai iklim kering dan hangat. TMII mempunyai Taman kaktus yang tidak hanya menjadi tempat budidaya kaktus lokal, tapi juga ada beberapa yang di datangkan dari luar negeri seperti Jepang dan Belgia. Bagi pengunjung yang mempunyai hobi tanaman hias terlebih Jenis kaktus, kamu bisa menikmati keindahan tanaman katus dengan berbagai jenis sebagai harta kekayaan flora Indonesia.. Monumen KTT Non Blok Gerakan Persahabatan Negara-Negara Non Blok di tuang dalam sebuah Monumen untuk mengenang momentum Konferensi Tingakt Tinggi 10. Monumen KTT Non Blok ini diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 1 september 1992 yang berbentuk bola dunia yang terdapat 5 merpati di tengah nya dengan di sangga tiang air mancur. Tempat ini di tanami 108 pohon dari naegara anggota yang memiliki lahan yang cukup luas. Bahakan pada area Monumen KTT Non Blok ini kerapdi jadikan ajang event terbuka untuk festival hingga acara outing seperti camping dan outbound. Taman Melati Taman Melati TMII memiliki lahan seluas meter dengan berbagai koleksi bunga melati dan tanaman hias lainnya yang indah. Tempat ini memiliki pendopo seluas 200 meter persegi yang bisa berfungsi untuk berbagai kegiatan pertemuan sekolah, instasi atau umum. Taman ini juga terdapat fasilitas terbuka lain seperti kolam air mancur, patung Dewi Melati dan bangku taman. Sehingga tempat ini ideal untuk mengadakan acara berkonsep pesta kebun dengan daya tampung 500 orang. Dunia Air Tawar Pada wahana ini pengunjung bisa menyaksikan betapa kayanya yang di hasilkan biota air tawar negeri kita tercinta. Beragam jenis ikan tawar yang berasal dari perairan dalam negri dan luar negri serta dengan bermacam jenis, ukuran dan warnanya. Pada tempat ini terdapat bangunan yang menyiapkan tempat untuk pengunjung melihat taman akuarium berupa museum, perpustakaan, auditorium dengan koleksi ekor ikan lebih dari 126 spesies. Sehingga tempat ini cocok sebagai sarana bermain, belajar, penelitian dan koservasi dengan beragam jenis ikan hias dan ikan konsumsi. Taman Budaya Tionghoa Sebuah wahana yang ampu membuat daya tarik masyarakat tentang etnis Tionghoa yang merupakan bagian dari suku dan budaya Indonesia Tempat ini berdiri diatas lahan seluas 4,5 hektar dengan mempunyai pintu gerbang yang bercorak khusus suku Tionghoa. Komplek pecinan dan bangunan simetrisnya serta penjualan pernak pernik berwarna merah mencolok yang khas menjadi tempat rekreasi belanja pengunjung. Serta pada bagian dalamnya terdapat fasilitas rekreasi sepert taman, gazebo, patung Dewi Bulan, patung Kwang Kong, patung Kilin, sepasang tiang naga, serta Museum Laksamana Ceng Ho. Taman Prasti APEC Pada November 1994 Indonesia menjadi tuan rumah kongres Organisasi Ekonomi Asia-Pasific APEC yang diadakan di Bogor. Momentum itu begitu istimewa bagi TMII, karena menjadi salah satu agenda tujuan para ketua delegasi konferensi tersebut. Maka sebuah prasasti yang menjadi symbol kehormatan dengan mengabadikan agenda dari first lady setiap Negara Asia Pasific tersebut pada acara yang bertajuk ladies program. Kesepuluh anggota menandatangani sebuah prasasti yang berada di TMII diantaranya Negara Indonesia, Australia, Canada, Chile, China Taipei, Japan, Rep. of Korea, Malaysia, Philipines, USA. 3. Bangunan tempat Ibadah Masjid Pangeran Diponegoro Sarana tempat ibadah umat Islam ini memiliki area seluas meter dengan bangunan 760 meter. Adapun Masjid Pangeran Diponegoro juga di jadikan tempat Sholat untuk setiap pengunjung maupun masyarakat sekitar. Serta Masjid ini kerap di jadikan sarana keagamaan lain seperti kajian agama, ceramah dan bazar bertemakan Islam dan kegiatan sosial lain. Serta bisa melayani untuk kegiatan sakral akad nikah beserta resepsi pesta pernikahannya. Wihara Arya Dwipa Arama Bangunan peribadatan umat Budha ini memiliki Patung Budha yang terdapat pada sebelah barat Gedung serta dikelilingi kolam air. Adapun bentuknya mengambil arsitektur stupa Candi Tersohor Borobudur. Sedangkan Ceiling ruang ibadah berwarna kuning emas dan berbentuk setengah lingkaran bertujuan untuk menciptakan suasana layaknya di dalam nirwana. Selain berfungsi sebagai tempat menghimpun informasi mengenai agama Budha di Indonesia. Bangunan ini juga di jadikan tempat ibadah rutin dan hari-hari besar Umat Budha. Seperti hari raya Waisak dan hari Tilem atau malam purnama, serta Wihara Arya Dwipa Arama menyelenggarakan upacara puncak lainnya. Gerja Katolik Santa Chatarina Gereja Santa Chatarina adalah rumah tempat ibadah umat Katholik Roma yang mana bentuk bangunannya merupakan tiruan dari gereja katholik pertama di Indonesia, yaitu Gereja Santa Catharina di Surabaya. Gereja ini memiliki luas bangunan m2 lahan seluas m2 yang pembangunannya tahun 1973 dan diresmikan tahun 1975. Keseluruhan bangunan rumah ibadah ini terdiri dua bangunan, yakni bangunan utama untuk melakukan peribadatan misa dan hari-hari besar lainya. Serta Aula untuk kegiatan umum dan sosial seperti pemberkatan pernikahan. Gereja Kristen Protestan Haleluya Gereja Kristen Protestan Haleluya berdampingan dengan Gereja Katholik Santa Chatarina. Bangunan utamanya yang terbesar untuk kegiatan jemaat serta ruang pastor, ruang ganti, ruang sound. Sedangakan padabagian kanan depan menyatu dengan bangunan gereja terdapat menara berornamen ayam jago pada puncaknya dengan ketinggian 20 meter. Sama halnya seperti gereja lainnya Gerjea Kristen Protestan Haleluya selain untuk kebaktian pada hari Minggu jemaat GPIB, sedang hari sabtu oleh Jemaat Advent. Dalam penggunaanya Gereja kerap penggunaanya sebagai tempat pemberkatan pernikahan dan jenis kegiatan keagamaan lain seperti perayaan Paskah, Natal, dan kegiatan retret. Pura Penataran Agung Kertabumi Pura di TMII ini selain menjadi tempat suci peribadatan agama Hindu juga terbuka untuk umum yang sedang berekreasi ke komplek Taman Mini dengan mengikuti aturan yang ada. Letaknya berdekatan dengan Anjungan Daerah Lampung. Pura Penataran Agung Kertabumi memiliki bagian depan berupa pintu gerbang tinggi berupa bangunan Candi Bentar, Balai Gong dan Kul-Kul. Bagian bangunan Pura ini berfungsi sebagai Gerbang utama merupakan pintu masuk, kul-kul untuk tempat kentongan dan Gong adalah arena untuk tempat pertunjukan. Klenteng Kong Miao Kelenteng Kong Miao adalah rumah ibadah umat agama khonghucu yang berada di Komplek wista Taman Mini Indonesia Indah. Peletakan batu pertama Kelenteng ini oleh Menteri Agama RI, Dr. Maftuh Basyuni pada 2 februari 2009. Lalu diresmikan oleh Ketua Yayasan Harapan Kita, Hardiyanti Rukmana pada 23 Desember 2010 Kompleks ini terdiri tiga struktur bangunan inti, yakni Tian Tan Altar Suci berbentuk bundar melambang kesempurnaan Tuhan dan beratap tiga susun melambangkan Tian. Bangunan kedua, Dan Cheng Dian Kelenteng Nabi Agung berbentuk bangunan empat persegi panjang bercirikan arsitektur khas tiongkok. Ketiga Qi Fu Dian Kelenteng keberkahan merupakan kelenteng keberkahan yang di dalamnya terdapat altar untuk menghormati Para Suci Spirit, Malaikat,Leluhur. Sasono Adiroso Pangeran Sambernyowo Sasana Adirasa adalah tempat ibadah kaum penghayat aliran kepercayaan dan kebatinan. Yang mana Sasono artinya tempat sedangkan adiroso artinya rasa sejati. Adapun Pangeran Samber Nyawa sendiri adalah tokoh bangsawan priyayi dari Surakarta yang terkenal sangat sakti. Sasono merupakan tempat bagi semua insan beragama untuk melakukan dialog, tukar pikiran dan saling menghargai dalam segala hal yang menyangkut Ketuhanan yang Maha Esa. Sedangkan Gedung Sasono Adiroso TMII terdiri atas dua bangunan utama. Yakni pendopo untuk sarasehan dan Gedung Pasucen untuk menyucikan diri di hadapan Tuhan Yang Maha Esa. Baca Juga Monumen Nasional 4. Museum Sejarah adalah waktu yang tidak bisa diputar kembali, hanya bisa di kenang. Oleh karena atas dasar tekad dan semangat tersebut TMII mempersembahkan tempat untuk menyipakan dan mempertunjukan gudang dokumentasi atas sesuatu kebesaran bangsa. Taman Mini mempunyai daftar museum di Jakarta yang bisa kamu kunjungi baik untuk kebutuhan penelitian, pameran atau sebagainya. Segala kekayan dan keragaman yang di simpan dalam meliputi berbagai aspek kehidupan. Mulai dari budaya, pengetahuan, sosial masyarakat serta tekhnologi dan lain sebagainya. Daftar museum di Taman Mini Museum IndonesiaMuseum TransportasiMuseum Minyak dan Gas BumiMuseum PeneranganMuseum Perangko IndonesiaMuseum Peragaan IptekMuseum Listrik dan Energi BaruMuseum OlahragaMuseum Putra Bhakti PertiwiMuseum Keprajuritan IndonesiaMuseum PusakaMuseum TelekomunikasiMuseum Bayt AL-Qur’an Dan Museum IstiqlalMuseum AsmatMuseum Timor TimurMuseum Hakka IndonesiaMuseum Serangga dan Kupu-kupuMuseum Fauna Indonesia Komodo dan Taman Reptil 5. Hiburan dan Rekreasi Selayaknya sebuah tempat wisata, Taman Mini Indonesia Indah lengkap dengan wahana rekreasi yang wajib Kamu coba bila berkunjung kesini. Karena selain beberapa objek bersejarah di atas, beberapa fasilitas hiburan akan membawa keseruan yang bahkan tidak hanya untuk anak-anak, tapi juga cocok untuk dewasa. Semua wahana Hiburan ini buka dan beroperasional setiap hari, misalnya Kereta gantungIstana anak IndonesiaTekater Imax Keong MasTeater 4 DimensiTitan SamironoTaman Legenda Keong MasKerata Api MiniPemancingan telaga MinaBalon AnginPerahu Angsa ArsipelMobil WisataSepeda WisataPasar Buku LangkaDesa Seni dan Kerajinan 6. Hotel Hotel Desa WisataGraha Wisata Hostel 7. Ruang Pertemuan dan Resto Puri Caping GunungResto dan Rumah makanPondok Pece MadiunStand Food Cort 8. Ruang Serbaguna Sasan KriyaSasono AdigunoSasono UtomoSasono Langgeng Budoyo 9. Panggung Pertunjukan Tater Bhinka Tunggal IkaTeater Tanah Airku Baca juga Kebun Binatang Ragunan Harga Tiket masuk Taman Mini Tarif Masuk dan Wahana Pintu GerbangHarga Tket masuk / orangRp MobilRp. Bus/TrukRp. MotorRp. SepedaRp. Rekreasi Istana AnakTutupWahana tahap Renovasi Snow Bay Water ParkTutup Theater IMAX Keong Emas buka Sabtu & MingguRp Umum / Biasa Rp / Balkon Rp 4K Umum / Biasa Rp 4K VIP/Balkon Taman Legenda Keong EmasRp s/d Jumat - WIB Rp. s/d Minggu dan Hari Libur - WIB Rp Dinosaurus Rp Legenda Rp Kisar Rp Bajak laut Rp Beos Rp Selur Rp. Tirta Kereta LayangRp WIB Rp. Hari Libur WIB Kereta GantungRp WIB Rp Hari Libur WIB Kereta Api Mini * Usia 2 Tahun sudah dikenakan 1 TiketRp Senin-Jumat WIB Rp Hari Libur WIB Teater 4 DimensiRp Hari Libur - WIB Sky WorldRp. Hari Libur WIB Museum Museum IndonesiaRp Museum KeprajuritanRp Museum Prangko IndonesiaRp Museum PusakaRp Museum TransportasiRp Museum Listrik dan Energi BaruRp Museum TelekomunikasiTutup Museum Olahraga Nasional Rp Museum AsmatRp Museum Timor-TimurRp Pusat Peragaan IPTEKRp Museum Minyak dan Gas Bumi GAWITRATutup Museum PeneranganBebas Biaya Bayt AL-QUR'AN dan Museum IstiqlalRp Lokal Rp Turis Flora Fauna Dunia Air Tawar dan Dunia SeranggaRp Taman Burung dan Taman BekisarRp Museum Fauna Indonesia Komodo dan Taman ReptiliaRp Fasilitas Carter Transportasi Mobil Wisata NusantaraRp 2x transit Carter Mobil Wisata Suzuki Carry 10 SeatRp - Jumat Rp - Minggu dan Hari Libur Carter Mobil VIP Isuzu 5 SeatRp - Jumat, Sabtu - Minggu dan Hari Libur Carter Mobil Wisata Micro Bus 35 SeatRp - Jumat Rp - Minggu dan Hari Libur Carter Mobil Wisata GandengRp - Jumat Rp - Minggu dan Hari Libur Carter Mobil VIP IsuzuRp Carter Mobil Wisata Suzuki CarryRp jam Carter Mobil VIP IsuzuRp jam Carter Mobil Wisata Suzuki CarryRp jam Carter Mobil VIP IsuzuRp jam Carter Mobil Wisata Micro BusRp jam Carter Mobil Wisata GandengRp jam Sepeda SingleRp Sepeda DoubleRp No telepon dan Informasi InfomrasiNo. Tlp Call Canter Taman Mini021 87792078 Sasono & Puri021-87795617 Teater Tanah Airku021-29378593 Hotel Desa Wisata021-8401138, 021-8401153 Graha Wisata Remaja021-8409289, 021-8400418 Resto Puri Caping Gunung021-8409445, 021-8409446
Bagaimanamenuju ke Jalan Taman Mini Indonesia Indah menggunakan Bis? Klik pada rute Bis untk melihat petunjuk langkah demi langkah di peta, kedatangan jalur dan jadwal waktu terkini. Dari Nasi Goreng Aris Adi Putra, Jakarta Barat 107 mnt; Dari Sekolah Bintara Depok, Depok 144 mnt; Dari SMAN 3 Depok, Depok 129 mnt; Dari Vila Inti Persada
Indonesia is a big country consisting of various tribes and has different cultures from one to another. From this came the idea to create a tourist site with a cultural background. Taman Mini Indonesia Indah is a tourist attraction established since 1975, an attraction with the theme of Indonesian culture. Taman Mini Indonesia Indah is still a tourist destination that has been chosen by many families. Likewise, schools that still do a lot of tourist visits for study tours Visitors to Taman Mini Indonesia Indah are still the second most in Jakarta. With the development of tourism, the concept of tourism for all it becomes an absolute necessity. Because throughout the world there is also a very significant increase in the number of tourists, and ten percent have special needs including elderly people, tourists with small children, pregnant women, tourists with permanent and temporary disabilities. Therefore, the purpose of this study is to find out to what extent Taman Mini Indonesia Indah has implemented accessibility in tourism in accordance with standards set by the UNWTO. The method used is descriptive qualitative, where data is obtained through field research, documentation, checklists and literature studies. The results of the study are found that vertical movements still need to be improved because visitors using a wheelchair cannot enjoy all the regional platforms. And the suggestion from the research is to continue to improve the facilities so that everyone can access them by adding braille letters to the brochure and adding audio announcements to every tourist attraction. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Jurnal IPTA p-ISSN 2338-8633 Vol. 7 No. 2, 2019 e-ISSN 2548-7930 IMPLEMENTASI ACCESSIBLE TOURISM DI TMII JAKARTA Nurul Sukma Lestari1, Rachel Dyah Wiastuti 2, Ika Triana 3 1,2Hotel Management Department, Faculty of Economics and Communications 3Management Department, BINUS Business School Undergraduate Program Bina Nusantara University. Jakarta 11480. Indonesia Abstract Indonesia is a big country consisting of various tribes and has different cultures from one to another. From this came the idea to create a tourist site with a cultural background. Taman Mini Indonesia Indah is a tourist attraction established since 1975, an attraction with the theme of Indonesian culture. Taman Mini Indonesia Indah is still a tourist destination that has been chosen by many families. Likewise, schools that still do a lot of tourist visits for study tours Visitors to Taman Mini Indonesia Indah are still the second most in Jakarta. With the development of tourism, the concept of tourism for all it becomes an absolute necessity. Because throughout the world there is also a very significant increase in the number of tourists, and ten percent have special needs including elderly people, tourists with small children, pregnant women, tourists with permanent and temporary disabilities. Therefore, the purpose of this study is to find out to what extent Taman Mini Indonesia Indah has implemented accessibility in tourism in accordance with standards set by the UNWTO. The method used is descriptive qualitative, where data is obtained through field research, documentation, checklists and literature studies. The results of the study are found that vertical movements still need to be improved because visitors using a wheelchair cannot enjoy all the regional platforms. And the suggestion from the research is to continue to improve the facilities so that everyone can access them by adding braille letters to the brochure and adding audio announcements to every tourist attraction. Abstrak Indonesia merupakan negara yang sangat luas terdiri dari berbagai macam suku dan memiliki adat istiadat yang berbeda satu dengan yang lainnya. Dari sinilah munculnya ide untuk pembuatan suatu tempat wisata yang berlatar belakang budaya. Taman Mini Indonesia Indah merupakan objek wisata yang sudah lama berdiri sejak tahun 1975, suatu objek wisata yang bertemakan adat dan budaya tradisional Indonesia. Taman mini Indonesia Indah masih menjadi tujuan wisata yang banyak dipilih oleh keluarga. Demikian juga dengan sekolah-sekolah yang masih banyak melakukan kunjungan wisata ke TMII untuk study tour. Sampai saat ini pengunjung Taman Mini Indonesia Indah masih terbanyak kedua di DKI Jakarta. Dengan semakin berkembangnya dunia Pariwisata, maka saat ini Pariwisata yang dapat diakses oleh semua orang menjadi suatu keharusan yang mutlak. Karena di seluruh dunia pun terdapat peningkatan jumlah wisatawan yang sangat signifikan, dan sepuluh persennya memiliki kebutuhan khusus termasuk diantaranya adalah orang lanjut usia, wisatawan yang Bersama anak kecil, ibu hamil, wisatawan dengan disabilitas tetap dan sementara. Karena itu tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui sejauhmana Taman Mini Indonesia Indah sudah mengimplementasikan aksesibilitas yang sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan oleh UNWTO. Adapun metode yang dipergunakan adalah deskriptif kualitatif, dimana data didapatkan melalui observasi lapangan, dokumentasi, checklist dan studi pustaka. Hasil dari penelitian adalah didapatkan bahwa pergerakan vertikal masih sangat perlu untuk ditingkatkan terutama untuk anjungan daerah, karena pengunjung yang menggunakan kursi roda tidak dapat menikmati anjungan daerah yang ada dikarenakan anjungan daerah hanya dilengkapi dengan tangga kayu ataupun batu. Dan saran dari penelitian adalah untuk terus meningkatkan fasilitas yang dapat diakses oleh semua orang dan juga adanya penambahan huruf braille ataupun bahasa isyarat serta adanya penambahan audio announcement pada setiap objek wisata yang ada. Keywords accessibility, disable tourist, tmii. Jurnal IPTA p-ISSN 2338-8633 Vol. 7 No. 2, 2019 e-ISSN 2548-7930 PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak sekali budaya dan adat istiadat yang berasal dari berbagai suku yang berbeda-beda Setianda & Andadari, 2015. Selain itu Indonesia memiliki alam yang sangat indah, yang menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk datang berkunjung ke Indonesia Sugianto, et al., 2018. Menurut badan WTTC World Travel & Tourism Council Pariwisata di Indonesia pada tahun 2016 berkontribusi sebanyak 56 milyar Dollar Amerika terhadap pendapatan kotor dalam negeri World Travel & Tourism Council, 2017. Pada tahun 2018 sektor Pariwisata menyumbang sebanyal 10,4% pendapatan dunia dan mendukung 319 juta pekerjaan atau 10 % dari seluruh total pekerjaan sedunia World Travel & Tourism Council, 2019. Berdasarkan proyeksi yang dilakukan oleh Kementrian Pariwisata pada tahun 2017 dimana dinyatakan bahwa pada tahun 2020 pariwisata akan menjadi penyumbang devisa terbesar bagi pertumbuhan Indonesia, maka dari itu pada tahun 2018 Presiden Jokowi menetapkan Pariwisata sebagai salah satu dari “The Leading Sector, selain dari sektor pertanian dan perikanan Thaib, 2018. Menurut UNWTO lebih dari satu milyar orang melakukan perjalanan setiap tahunnya di seluruh dunia, dimana sebagian besar terdiri dari keluarga dengan anak kecil dan atau orang tua, penyandang disabilitas atau yang memiliki kebutuhan khusus UNWTO, 2016. UNWTO berusaha meyakinkan semua sektor pariwisata bahwa aksesibilitas untuk semua ke fasilitas, produk, dan layanan wisata harus menjadi bagian sentral dari kebijakan wisata yang bertanggung jawab dan berkelanjutan UNWTO, Karena pariwisata yang dapat diakses atau dapat dikatakan Pariwisata untuk semua memiliki manfaat tidak hanya bagi penyandang cacat dan berkebutuhan khusus, tetapi bagi semua orang, karena melibatkan peluang ekonomi yang besar untuk berbagai sektor diluar sektor perjalanan dan Pariwisata UNWTO, 2014 Dan untuk setiap wisatawan mereka ingin mendapatkan pengalaman unik yang sesuai dengan kebutuhannya UNWTO, 2016. Bagi wisatawan yang memiliki kebutuhan khusus, perjalanan wisata dapat menjadi suatu tantangan tersendiri jika objek wisata tidak memiliki aksesibilitas yang cocok dengan kebutuhannya Zsarnoczky, 2017. Wisatawan berkebutuhan khusus diantaranya adalah ibu yang sedang hamil, keluarga yang membawa anak kecil, orang yang sudah lanjut usia, dan orang penyandang disabilitas baik permanen maupun sementara Simanjuntak, et al., 2018. Accessible tourism adalah pariwisata dan perjalanan yang dapat diakses oleh semua orang, cacat atau tidak, termasuk mereka yang memiliki mobilitas, pendengaran, penglihatan, kognitif, atau cacat intelektual dan psikososial, orang tua dan mereka yang cacat sementara ENAT, 2009. Karenanya Pariwisata di Indonesia harus sejalan dengan tema dari United Nation World Tourism Organization yaitu mengusung tema “Tourism for All” Pariwisata untuk semua. Dapat dikatakan pariwisata untuk semua jika tersedianya aksesibilitas, keberlangsungan dan partisipasi yang adil untuk semua orang Wiastuti, et al., 2018 Pariwisata harus dapat diakses, dirasakan dan dinikmati oleh semua orang, baik orang yang sudah lanjut usia, keluarga dengan anak kecil, penyandang disabilitas ataupun berkebutuhan khusus UNWTO, 2016. Setiap objek wisata harus memiliki aksesibilitas untuk semua wisatawan yang datang, terutama untuk wisatawan penyandang disabilitas dan berkebutuhan khusus Simanjuntak, et al., 2018. Pariwisata yang dapat diakses dapat menjadi suatu alat untuk aktualisasi pribadi dari penyandang disabilitas, dimana hal ini akan bermanfaat secara langsung untuk penyandang disabilitas dan masyarakat secara keseluruhan, dengan meningkatkan modal sosial yang pada gilirannya akan menjadi lebih berdaya dan aktif dalam dinamika masyarakat yang beragam Devile & Kastenholz, 2018. Jika industry Pariwisata ingin menjaga dan mengembangkan kualitas, keberlangsuangan usaha dan daya saing dengan perusahaan yang lain, maka haruslah mendukung dan mengembangkan Pariwisata yang dapat diakses oleh semua orang accessible tourism karena hal ini memberikan manfaat untuk semua orang World Tourism Organization, 2013. Pariwisata yang mudah untuk diakses oleh semua orang dapat menawarkan peluang bagi organisasi dan daerah tujuan wisata untuk mendapatkan keunggulan kompetitif, yang Jurnal IPTA p-ISSN 2338-8633 Vol. 7 No. 2, 2019 e-ISSN 2548-7930 harus sejalan dengan dengan pariwisata berkelanjutan Silvia , 2013. Objek wisata adalah suatu sumber daya yang bersifat permanen dan memperoleh seluruh atau sebagian penghasilannya dari pengunjung dan dikelola untuk tujuan utama kesenangan dan kegembiraan pengunjung Benckendorff, 2001. Salah satu objek wisata yang terkenal di Indonesia adalah Taman Mini Indonesia Indah. Dimana Taman Mini Indonesia Indah merupakan salah taman rekreasi terbesar yang berlatarbelakang budaya dengan luas 250 hektar Wardijono, et al., 2017 dan pada tahun 2016 saja memiliki jumlah pengunjung sebanyak orang Anugerah & Sugandi, 2018. Taman Mini Indonesia Indah menempati peringkat kedua untuk tempat wisata di Jakarta dengan daya Tarik pengunjung yang tinggi Puspasari & , 2018. Konsep pariwisata yang dapat diakses mengacu pada adaptasi lingkungan dan produk serta layanan pariwisata untuk memungkinkan akses, penggunaan, dan kenikmatan oleh semua pengguna, di bawah prinsip Universal Design UNWTO, 2016. "Desain universal" adalah suatu desain produk, lingkungan, program dan layanan yang dapat digunakan oleh semua orang, sejauh mungkin, tanpa perlu adaptasi atau desain khusus World Tourism Organization, 2013. Permasalahan yang ada adalah Taman Mini Indonesia Indah merupakan salah satu objek wisata yang sudah berdiri sejak lama sehingga kemungkinan besar adalah belum menerapkan Pariwisata yang dapat diakses oleh semua orang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana Taman Mini Indonesia Indah sudah mengimplementasikan Accessible tourism untuk semua objek wisata yang ada di dalamnya dilihat berdasarkan standard dari UNWTO. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah bisa menjadi bahan masukan untuk pengelolaan Taman Mini Indonesia Indah untuk lebih menerapkan accessible tourism agar semakin banyak pengunjung yang akan mendatangi Taman Mini Indonesia Indah. METODE PENELITIAN Penelitian ini mengambil tempat di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur. Objek penelitian terdiri dari Anjungan Daerah, museum, Flora & fauna dan wahana rekreasi Taman Mini Indonesia Indah. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kulitatif. Penelitian kualitatif bertujuab untuk memahami pengalaman manusia dalam pendekatan humanistik, interpretative Jackson, et al., 2007 berdasarkan pada gagasan bahwa "kenyataan" itu subyektif Setiap manusia membangun pandangan individu, pribadi tentang dunia berdasarkan interaksi spesifiknya dengan dunia luar termasuk orang-orang yang menjadi bagian dari dunia ini Cropley, 2019. Data primer didapatkan dari observasi lapangan secara langsung dan melalui wawancara kepada beberapa sumber terkait. Observasi lapangan dilakukan selama kurun waktu selama empat bulan, dimulai sejak bulan January – April 2019 dengan menggunakan checklist sebagai petunjuk selama melakukan observasi. Data sekunder didapatkan melalui dokumentasi yang dilakukan selama observasi lapangan dan studi pustaka. Variable yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah aksesibilitas pada objek wisata yang ada di dalam Taman Mini Indonesia Indah. Menurut World Tourism Organization, 2013 ada tujuh persyaratan umum aksesibilitas yang harus dipenuhi, yaitu 1Area parkir; harus ada ruang parkir khusus dengan identifikasi yang tepat untuk kendaraan orang dengan mobilitas terbatas, sedekat mungkin ke titik masuk dan keluar. Dan tersedia dalam ukuran yang memadai untuk keleluasaan pengunjung yang menggunakan kuris roda, adanya petugas yang berjaga dan adanya kamera pengawas; 2 Komunikasi; Penggunaan bahasa isyarat dan huruf braille, sarana dan mode komunikasi dan semua cara lain harus diterima dan difasilitasi. Telepon dan sistem komunikasi dan yang lainnya harus dirancang, dibuat dan tersedia untuk penggunaan sehingga mereka dapat digunakan oleh semua orang tanpa memandang tinggi badan, mobilitas, atau masalah sensoriknya; 3 Signage; konter informasi harus di beri tanda dan memiliki area yang dapat diakses yang disediakan untuk digunakan oleh orang-orang dengan mobilitas terbatas yang terletak sedekat mungkin ke pintu masuk. Pengumuman harus berupa visual dan dapat didengar. Alarm kebakaran Jurnal IPTA p-ISSN 2338-8633 Vol. 7 No. 2, 2019 e-ISSN 2548-7930 harus memancarkan sinyal visual dan akustik. Penandaan pintu darurat harus jelas dan menyala dengan baik. Fasilitas harus memiliki peta yang menunjukkan titik pertemuan dan prosedur evakuasi; 4 Pergerakan Horisontal; Langkah-langkah yang efektif harus diambil untuk memastikan bahwa para penyandang cacat dapat berpindah tempat sendiri secara maksimal. Koridor harus bebas dari hambatan fisik dan visual dan memiliki lebar untuk memungkinkan lewatnya dua kursi roda secara berdampingan dan tidak menghalangi sirkulasi, atau menyediakan titik untuk saling melewati; 5 Pergerakan Vertikal; terdiri dari tangga, lift dan jalan yang landai. Untuk bangunan bertingkat harus memiliki beberapa lift dengan ukuran yang cukup luas bagi dua buah kursi roda untuk masuk dan keluar. Lift harus di desain khusus dan dilengkapi dengan fasilitas untuk pengunjung dengan keterbatasan penglihatan. Lift juga harus dilengkapi dengan sistem darurat untuk pengunjung dengan keterbatasan pendengaran. 6 Fasilitas kebersihan umum; tersedia toilet dan wastafel untuk penyandang disabilitas yang terletak satu area dengan toilet yang lain. 7Harga; tidak ada penambahan harga untuk fasilitas-fasilitas khusus untuk pengunjung berkebutuhan khusus. Adapun yang menjadi objek di dalam penelitian ini adalah semua objek wisata yang ada di dalam Kawasan Taman Mini Indonesia Indah. Dimana peneliti akan jabarkan dalam bentuk tabel berikut dengan singkatannya agar lebih mudah untuk dipahami. Tabel 1. Objek Penelitian Sumber Hasil Penelitian, 2019 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Area Parkir Terdapat tiga puluh tiga Anjungan Daerah yang letaknya tersebar di seluruh area Taman Mini Indonesia Indah. Ada beberapa museum yang tidak memiliki area parkir, sehingga untuk pengunjung yang datang mempergunakan area parkir umum yang memang disediakan oleh Taman Mini Indonesia Indah. Area parkir umum dapat berupa sebuah lapangan, trotoar jalan ataupun di bahu-bahu jalan. Kalaupun Anjungan Daerah memiliki area parking, tidak ada area parkir yang dikhususkan untuk penyandang disabilitas. Area parkir dari Anjungan terletak di bagian depan sedangkan area parkir umum tersedia di bagian depan dan belakang anjungan. Tidak ada yang mengawasi area parkir. Untuk area parkir umum tersedia cukup luas, sehingga kendaraan besar seperti bus sampai kendaraan kecil seperti motor dapat diparkir disana, sedangkan untuk area parkir yang berada di area anjungan biasanya hanya tersedia untuk mobil ataupun motor, tidak dapat menampung bus, sehingga tetap saja bus harus memarkirnya di area parkir umum. Terdapat delapan belas museum di seluruh area Taman Mini Indonesia Indah. Sama dengan anjungan daerah, tidak semua museum memiliki area parkir, dan jika adapun tidak terdapat area parkir yang dikhususkan untuk area parkir penyandang disabilitas. Area parkir yang paling menyulitkan untuk pengunjung adalah museum Hakka dikarenakan letaknya yang sangat jauh dari pintu masuk museum dan keadaan jalan yang menghubungkan area parkir dengan pintu masuk museum masih berbatu-batu sehingga akan menyulitkan untuk pengunjung yang menggunakan kursi roda dan yang membawa kereta bayi. Jarak dari area parkir dengan pintu masuk museum sekitar 500 meter, hal ini disebabkan karena museum Hakka masih dalam tahap pembangunan untuk area sekitar museum. Selain dari museum Hakka, area parkir yang letaknya agak jauh dari pintu masuk museum adalah museum transportasi dan museum listrik dan energi baru. Jalanan yang menghubungkan area parkir dengan museum sudah rata beraspal, sehingga masih bisa dijalanin oleh kursi roda maupun kereta bayi. Ada sembilan kawasan yang termasuk di dalam kategori flora & fauna, dan hanya taman prasasti APEC yang tidak memiliki area parkir, dikarenakan letaknya yang berada di tengah persimpangan jalan antara gedung pusat pengelola dan Museum Indonesia. Taman Prasati APEC hanya bisa dihampiri dengan berjalan kaki. Sedangkan untuk kawasan flora & fauna yang lain area parkir tersedia di bagian depan museum, tetapi tidak tersedia area parkir khusus untuk penyandang disabilitas. Taman bekisar, Taman kaktus, Jurnal IPTA p-ISSN 2338-8633 Vol. 7 No. 2, 2019 e-ISSN 2548-7930 Taman apotik hidup dan Taman melati mengunakan bahu jalan sebagai area parkir. Untuk wahana rekreasi ada sembilan kawasan yang termasuk di dalamnya. Snowbay waterpark, teater 4 dimensi, tithan samirono dan taman legenda keong mas merupakan wahana rekreasi yang memiliki area parkir paling dekat dengan pintu masuk. Sedangkan untuk wahana yang memiliki area parkir paling jauh dari pintu masuk adalah teater Imax Keong Mas, dengan jalan penghubung dari area parkir ke pintu masuk sudah beraspal sehingga akan memudahkan bagi pengguna kursi roda dan pengunjung yang membawa kereta bayi. Untuk keseluruhan area parkir yang berada di tiap objek wisata tidak memiliki petugas yang berjaga di tempat dan tidak terdapat kamera pengawas. Untuk hasil pengamatan pada variabel area parkir secara menyeluruh dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 2. Area Parkir Area parkir khusus disabilitas Dekat dengan pintu masuk dan keluar Ukuran yang memadai untuk kursi roda Adanya petugas dan kamera pengawas Sumber Hasil Penelitian, 2019 Komunikasi Pusat Informasi Taman Mini Indonesia Indah memiliki peta yang diberi nama”Keliling Indonesia dalam 1 Hari”. Isi peta ini cukup lengkap dengan adanya peta kese;uruhan dari Taman Mini Indonesia Indah ditambah dengan adanya harga untuk semua tiket masuk objek wisata yang berbayar, keterangan waktu buka dan tutup, serta informasi untuk reservasi berikut nomor telepon yang dapat dihubungi. Tetapi sangat disayangkan peta ini hanya tersedia dalam bahasa Indonesia. Adalagi brosur yang disediakan oleh pusat informasi yang merupakan acara per dua bulanan yang diselenggarakan oleh Taman Mini Indonesia Indah, brosur ini tersedia dalam dua bahasa, yaitu Indonesia dan Inggris. Kemudian ada juga tersedia digital dokumen yang dapat diunduh melalui web resmi, yang berisikan acara yang akan dilaksanakan di Taman Mini Indonesia Indah. Digital dokumen ini diterbitkan dua bulan sekali. Untuk semua objek wisata yang ada di Taman Mini Indonesia Indah tidak tersedia alat komunikasi yang menggunakan huruf braille maupun bahasa isyarat. Selain pusat informasi beberapa dari anjungan daerah seperti, anjungan DKI Jakarta, Bangka Belitung, Kalimantan Selatan, dan Kepulauan Riau menyediakan brosur yang dibagikan untuk pengunjung yang datang ke anjungan., khusus untuk anjungan DKI Jakarta menyediakan brosur dalam bahasa Indonesia, Inggris dan Mandarin. Untuk Audio visual tidak terdapat di anjungan manapun. Anjungan Dki Jakarta dan Sumatera Barat sebetulnya memiliki audio visual terminal hanya saja keduanya dalam keadaan rusak. Untuk audio berupa speaker terletak di bagian luar dari anjungan, tetapi tidak dapat dipastikan bahwa keseluruhannya dapat berfungsi dengan baik pada saat dipergunakan. Untuk museum, lebih banyak yang dilengkapi dengan terminal yang menyajikan audio visual. Bahkan untuk museum olahraga dilengkapi dengan suatu aplikasi yang bernama SIJI, yaitu suatu aplikasi terbaru yang dapat menampilkan video tiga dimensi. Selain itu audio visual yang berada di area museum menampilkan informasi terkait dari museum tersebut. Ada juga beberapa museum seperti museum pusaka, museum listrik dan energy baru, museum asmat, pusat peragaan IPTEK, museum Indonesia, museum Perangko dan Museum Hakka yang menyediakan juga brosur. Hanya saja brosur-brosur tersebut tersedia dalam bahasa Indonesia, kecuali untuk museum Hakka yang menyediakan brosur dalam tiga bahasa, yaitu Indonesia, Inggris dan Mandarin. Jurnal IPTA p-ISSN 2338-8633 Vol. 7 No. 2, 2019 e-ISSN 2548-7930 Untuk kawasan flora & fauna tidak tersedia brosur tetapi beberapa menyediakan audio visual atau hanya alat komunikasi secara visual saja. Dunia air tawar merupakan satu-satunya yang memiliki audio visual berupa film tiga dimensi tetapi ini merupakan film berbayar. Sedangkan untuk taman burung, taman bekisar dan taman apotik hidup memiliki visual konten yang sebagian besar tersedia dalam bahasa Indonesia, dan sebagian kecil menggunakan bahasa Inggris. Untuk wahana rekreasi yang menyediakan brosur adalah Teater Imax Keong Mas, Taman Legenda Keong Mas, dan Skyworld tetapi hanya tersedia dalam bahasa Indonesia. Tersedia audio visual berbayar yang terdapat di teater Imax keong mas dan Skyworld. Audio Visual yang terdapat berupa film yang bermuatan pendidikan. Ada juga film yang berbahasa Inggris. Untuk hasil pengamatan pada variabel komunikasi secara menyeluruh dapat dilihat pada tabel dibawah ini Tabel 3. Komunikasi Memiliki sarana komunikasi brosur, digital dokumen, standing banner, spanduk, dll Sarana komunikasi minimal terdiri dari 2 bahasa, yaitu Indonesia dan Inggris Tersedia dalam huruf braille atau bahasa isyarat Telepone atau sistem komunikasi umum Sumber Hasil Penelitian, 2019 Signage Untuk konter tiket masuk ke Taman Mini Indonesia Indah terletak di pintu masuk dibedakan untuk pintu masuk kendaraan bermotor dan pintu masuk untuk pengunjung yang berjalan kaki. Terdapat keterangan mengenai harga dan jam buka serta tutup dari Taman Mini secara umum. Untuk museum-museum yang ada di Taman Mini Indonesia Indah semuanya memiliki konter informasi yang letaknya di area depan museum. Ada yang letaknya terpisah dengan loket penjualan karcis masuk ada yang menjadi satu, dan ada tanda yang merupakan pemberitahuan tentang konter atau loket pembelian tiket masuk. Ada tanda yang tersedia dalam tulisan dan ada juga yang menggunakan gambar atau bahkan menggunakan keduanya, yaitu gambar dan tulisan. Tanda-tanda terletak di tempat yang mudah untuk terlihat, terutama tanda untuk menunjukan pintu keluar darurat. Tersedia speaker untuk pemberitahuan jika terjadi keadaan darurat. Ada juga beberapa tanda yang terletak di lantai, menyerupai jejak kaki, yang dimaksudkan agar pengunjung dapat mengikuti ke arah yang dituju. Tanda yang berupa tulisan tersedia dalam bahasa Inggris dan Indonesia. Anjungan Daerah tidak semua memiliki konter informasi, kalaupun ada meja informasi sebagian besar tidak ada petugas yang bertugas, beberapa anjungan hanya meninggalkan buku tamu untuk para pengunjung mengisi data kedatangannya. Hal ini mungkin disebabkan karena untuk masuk ke dalam anjungan daerah tidak memerlukan tiket/bebas biaya. Tetapi beberapa anjungan daerah yang memiliki meja informasi berikut petugas yang bertugas di belakang mejanya adalah adalah, anjungan Sumatera Barat dan anjungan DKI Jakarta. Untuk anjungan Sumatera Barat, meja informasi ini adalah tempat dimana pegunjung mengisi buku tamu dan jika pengunjung ingin menyewa baju adat untuk melakukan pemotretan di dalam rumah Gadang. Untuk tanda yang terdapat di anjungan daerah ada yang terletak di dalam anjungan dan ada yang terletak diluar area anjungan halaman luar. Tanda-tanda tersebut ada yang dalam bentuk tulisan, gambar atau keduanya dan tersedia dalam bahasa Inggris dan Indonesia. Tersedia alarm kebakaran di dalam tiap anjungan. Jurnal IPTA p-ISSN 2338-8633 Vol. 7 No. 2, 2019 e-ISSN 2548-7930 Untuk kawsan flora & fauna yang memiliki konter penjualan tiket adalah dunia air tawar dan serangga dan taman burung dan bekisar. Sedangkan untuk taman kawasan yang lain karena terletak di area terbuka tidak tersedia konter informasi. Tanda untuk keadaan darurat juga tidak ditemukan di Monumen KTT Non-Blok, taman Tionghoa dan Taman prasati APEC, karena ketiga kawasan betul-betul terletak di luar ruangan yang terbuka luas. Untuk flora dan fauna yang terletak di ruangan memiliki tanda yang menunjukan pintu masuk dan keluar, pintu darurat, toilet, tanda larangan, yang semuanya terletak di tempat yang mudah untuk terlihat dari manapun oleh pengunjung. Wahana rekreasi semuanya memiliki konter untuk penjualan tiket masuk yang juga menjadi konter informasi. Tanda yang terpasang di semua wahana ini tersedia dalam bentuk gambar dan tulisan, ataupun merupakan kombinasi dari gambar dan tulisan. Terletak di tempat yang mudah untuk terlihat oleh pengunjung, terutama tanda untuk keadaan darurat letaknya benar-benar tidak terhalang oleh apapun. Untuk hasil pengamatan pada variabel signage secara menyeluruh dapat dilihat pada tabel dibawah ini Tabel 4. Signage Area informasi/tiket luas Informasi disajikan dalam visual dan audio Penggunaan simbol/gambar universal Alarm kebakaran tersedia dalam visual lampu merah dan audio Tanda emergency exit jelas terlihat Sumber Hasil Penelitian, 2019 Pergerakan Horisontal Untuk area Taman Mini Indonesia Indah secara keseluruhan sangatlah luas dan pengunjung yang menggunakan kursi roda maupun pengunjung yang membawa kereta bayi dapat berkeliling area lebih mudah karena jalanan yang sudah beraspal dan tersedia trotoar yang memadai di kiri dan kanan jalan. Anjungan daerah, memiliki area halaman yang luas sehingga akan sangat memungkinkan untuk dua buah kursi roda saling berpapasan. Museum, pada bagian dalam museum terdapat area yang cukup luas untuk pengunjung yang menggunakan kursi roda untuk bermobilisasi, demikian juga jika harus berpapasan area masih cukup lebar. Kawasan flora dan fauna yang tidak memiliki area yang luas adalah taman prasasti APEC yang terletak di persimpangan jalan sehingga akan sulit untuk didekati oleh pengunjung yang menggunakan kursi roda. Wahana rekreasi memiliki area yang cukup luas untuk pengunjung dengan kursi roda dan yang membawa kereta bayi. Hanya kereta gantung yang tidak memiliki akses jalan untuk pengunjung dengan kursi roda. Karena pada saat pengunjung akan masuk ke dalam kereta gantung, kereta tetap bergerak walaupun pelan, sehingga tidak memungkinkan untuk pengunjung dengan kuris roda untuk menaiki wahana ini. Untuk hasil pengamatan pada variabel pergerakan horisontal secara menyeluruh dapat dilihat pada tabel dibawah ini Tabel 5. Pergerakan Horisontal Jalan masuk bebas dari halangan Koridor lebar, cukup dilalui dua kursi roda Area wisata luas, kursi roda leluasa untuk bergerak Sumber Hasil Penelitian, 2019 Pergerakan Vertikal Tidak tersedia lift untuk semua anjungan daerah. Sedangkan hampir sembilan puluh Jurnal IPTA p-ISSN 2338-8633 Vol. 7 No. 2, 2019 e-ISSN 2548-7930 persen anjungan daerah yang ada berupa rumah panggung yang hanya dilengkapi dengan tangga yang terbuat dari kayu ataupun batu. Adapun anjungan daerah yang tidak berupa rumah panggung tetap memiliki gap antara jalan masuk dengan area dalam anjungan, dan dilengkapi dengan anak tangga tanpa tersedia ramp, kecuali di anjungan Jawa Timur, ada beberapa area yang tersedia ramp. Untuk museum, tidak semua museum menyediakan ramp jalanan landai. Museum Indonesia, museum Hakka, museum Olahraga, museum Telekomunikasi, museum Pusaka, Museum serangga dan kupu-kupu serta museum Timor Timur adalah museum yang tidak memiliki ramp/jalanan landai yang berasal dari jalanan luar area luar menuju ke bagian dalam museum. Tetapi untuk dibagian dalam museum sebagian besar menyediakan ramp untuk pengunjung yang menggunakan kursi roda dan yang membawa kereta bayi. Sedangkan beberapa museum dilengkapi dengan lift seperti museum Indonesia, museum penerangan, museum Hakka, museum listrik dan energy baru dan museum keprajuritan. Untuk dua museum terakhir lift yang tersedia sedang dalam keadaan rusak. Lift yang tersedia di beberapa museum ukurannya sangat kecil sehingga untuk satu kursi roda saja sudah cukup susah untuk bermanuver. Dan pada lift juga tidak tersedia tombol dengan huruf braille. Untuk kawasan flora dan fauna, taman kaktus, dan taman prasasti APEC adalah kawasan yang tidak dilengkapi dengan ramp. Taman prasasti APEC terletak di persimpangan jalan dan berbatasan dengan trotoar pejalan kaki. Sedangkan untuk taman kaktus yang memiliki kawasan tersendiri jalanan masuknya banyak menggunakan anak tangga. Untuk wahana rekreasi, teater Imax Keong Mas merupakan wahana yang tidak dilengkapi dengan ramp. Jalan yang menghubungkan area parkir dengan pintu masuk dihubungkan dengan anak tangga yang cukup banyak. Walupun pengunjung turun di dekat pintu masuk tetap ada anak tangga yang menghubungkan dari area drop off mobil dengan pintu masuk. Untuk hasil pengamatan pada variabel pergerakan vertikal secara menyeluruh dapat dilihat pada tabel dibawah ini Tabel 6. Pergerakan Vertikal Sumber Hasil Penelitian, 2019 Fasilitas Kebersihan Umum Toilet umum dan wastafel banyak tersebar di semua area Taman Mini Indonesia Indah, diluar yang disediakan di area-area objek wisata. Hampir disetiap anjungan daerah tersedia toilet untuk pengunjung. Sebagian ada yang tersedia gratis ada yang harus membayar sebesar Rp. 2000,-. Dan toilet yang tersedia banyak diantaranya masih merupakan toilet jongkok. Tidak tersedia toilet untuk penyandang disabilitas. Letak toilet juga sulit untuk dijangkau oleh pengunjung disabilitas, karena letaknya yang jauh di belakang anjungan kemudian jalanan yang menghubungkannya pun kecil dan tidak terlalu rata. Ruangan toilet terlalu kecil untuk kursi roda sehingga pengunjung yang menggunakan kursi roda akan kesulitan untuk menggunakan toilet tersebut. Toilet untuk pengunjung disabilitas hanya tersedia di Bayt Al Quran dan Museum Istiqlal. Walaupun tersedia toilet untuk disabilitas yang dilengkapi dengan pegangan dari besi pada dinding bagian dalam, posisi dari pintu toilet tetap menyulitkan karena begitu masuk harus berbelok ke kanan untuk mencapai toilet duduk yang tersedia. Luas ruang toilet untuk disabilitas tidaklah terlalu besar, tetapi masih cukup memadai untuk kursi roda berputar. Tetapi tidak ada tanda khusus disabilitas pada ruang toilet ini. Dan untuk wastafel menggunakan wastafel yang sama dengan pengunjung umum lainnya. Selain itu museum yang lain hanya menyediakan toilet umum biasa untuk semua pengunjung yang datang. Untuk kawasan flora dan fauna, hanya dunia air tawar yang memiliki toilet khusus pengunjung, yang berada di dalam area tersebut. Sedangkan untuk kawasan yang lain tidak tersedia toilet pengunjung, tetapi masih ada toilet umum yang berada di sekitar kawasan yang bersangkutan. Sedangkan untuk wahana rekreasi terdapat toilet untuk pengunjung, ada yang bercampur dengan toilet umum, ada yang khusus untuk pengunjung. Seperti wahana kereta gantung dan titihan samirono, karena Jurnal IPTA p-ISSN 2338-8633 Vol. 7 No. 2, 2019 e-ISSN 2548-7930 letaknya berdekatan dengan toilet umum, maka wahana ini tidak menyediakan toilet khusus pengunjung. Sedangkan wahana yang lain menyediakan toilet khusus untuk pengunjung, walaupun tetap tidak tersedia toilet untuk pengunjung disabilitas. Untuk hasil pengamatan pada variabel fasilitas kebersihan umum secara menyeluruh dapat dilihat pada tabel dibawah ini Tabel 7. Fasilitas Kebersihan Umum Luas area toilet cukup untuk kursi roda Ada alat bantu di dalam toilet Ada wastafel untuk disabilitas Sumber Hasil Penelitian, 2019 Harga Untuk keseluruhan objek wisata yang berada di Taman mini Indonesia Indah tidak ada penambahan harga untuk pengunjung yang berkebutuhan khusus, baik itu penyandang disabilitas maupun yang membawa kereta bayi. Ada juga objek wisata yang menyediakan kursi roda secara gratis untuk yang membutuhkan seperti di Museum Hakka. Untuk hasil pengamatan pada variabel harga secara menyeluruh dapat dilihat pada tabel dibawah ini Tabel 8. Harga Tidak ada penambahan harga untuk fasilitas disabilitas Sumber Hasil Penelitian, 2019 Pembahasan Dari keseluruhan hasil obersevasi yang dilakukan oleh peneliti jika dibandingkan dengan persyaratan aksesibilitas yang dikeluarkan oleh UNWTO, maka dapat dikatakan bahwa untuk area parkir, keseluruhan tempat parkir baik yang berada di tiap objek wisata maupun yang bersifat umum di dalam lingkungan Taman Mini Indonesia Indah belum memenuhi persyaratan aksesibilitas. Karena belum adanya area parkir yang dikhususkan untuk penyandang disabilitas dan belum adanya penjagaan dari petugas dan kamera pengawas. Area parkir di beberapa objek wisata sudah cukup besar untuk dapat menampung kendaran bermotor dari bus sampai dengan sepeda motor. Tetapi yang menjadi kendala lain adalah beberapa area parkir terletak agak jauh dari pintu masuk, dan keadaan jalanan peghubungnya kadangkala tidak terlalu baik atau belum diaspal sehingga akan menyulitkan untuk kursi roda dan kereta bayi pada saat melalui jalanan tersebut. Berdasarkan persyaratan untuk aksesibilitas yang sudah ditetapkan dari UNWTO untuk komunikasi, Taman Mini Indonesia Indah sudah memenuhi syarat aksesibilitas. Terdapat brosur, audio visual dan digital content yang berisikan informasi mengenai peta dari area Taman Mini Indonesia Indah, harga tiket masuk untuk semua objek wisata berbayar, dan juga tersedianya informasi mengenai jam buka dan tutup. Beberapa brosur juga sudah tersedia dalam bahasa lain selain Indonesia seperti bahasa Inggris dan Mandarin. Berdasarkan persyaratan untuk aksesibilitas yang sudah ditetapkan dari UNWTO untuk signage, sudah dipenuhi dengan cukup baik oleh Taman Mini Indonesia Indah. Tanda yang menggunakan gambar sudah memakai universal design sehingga siapapun yang melihat dapat memahami artinya. beberapa tanda masih tersedia hanya dalam bahasa Indonesia, walapun sudah banyak yang menggunakan dua bahasa, yaitu Indonesia dan Inggris. Dari segi peletakan masih harus diatur ulang terutama untuk anjungan daerah, karena kadang-kadang hanya diletakan saja di lantai sehingga lebih mudah terlewatkan oleh pengunjung. Berdasarkan persyaratan untuk aksesibilitas yang sudah ditetapkan dari UNWTO untuk pergerakan horisontal, sudah cukup baik, karena luas area Taman mini Indonesia Indah sangat luas dan hampir semua jalanan yang menghubungkan antar objek wisata dengan area parkir sudah diaspal. Hanya ada beberapa objek wisata yang tidak memiliki area cukup lebar untuk pengunjung dengan kursi roda. Jurnal IPTA p-ISSN 2338-8633 Vol. 7 No. 2, 2019 e-ISSN 2548-7930 Berdasarkan persyaratan untuk aksesibilitas yang sudah ditetapkan dari UNWTO untuk pergerakan vertikal, belum terpenuhi dengan dengan baik dan menyeluruh. Untuk anjungan daerah semua area belum ada yang dilengkapi dengan lift dan hanya dilengkapi dengan tangga yang terbuat dari kayu atau batu. Demikian juga belum adanya ramp yang tersedia dari jalanan/area parkir ke area dalam objek wisata. Sedangkan yang paling banyak menerapkan lift dan ramp adalah museum, walaupun dengan ruangan lift yang berukuran sempit. Berdasarkan persyaratan untuk aksesibilitas yang sudah ditetapkan dari UNWTO untuk fasilitas kebersihan umum, Taman Mini Indonesia Indah sudah menyediakan toilet dan tempat mencuci tangan yang banyak tersebar di berbagai tempat dan juga ada yang memang khusus dibangun di dalam area objek wisata. Keadaan ruangan toilet cukup bersih, tetapi yang tersedia sebagian besar masih dalam bentuk toilet jongkok. Belum adanya toilet khusus untuk pengunjung yang menggunakan kursi roda, kecuali ada satu yang terdapat di Bayt Al Quran dan museum Istiqlal. Ini pun belum terdapat tanda bahwa toilet tersebut adalah untuk pengunjung disabilitas. Berdasarkan persyaratan untuk aksesibilitas yang sudah ditetapkan dari UNWTO untuk harga, sudah diterapkan sangat baik karean untuk semua area Taman Mini Indonesia Indah tidak ada penambahan harga yang dikenakan pada pengunjung berkebutuhan khusus, terutama jika mereka menggunakan fasilitas yang memang disediakan. Seperti penggunaan kursi roda di museum Hakka misalnya, karena kursi roda tersebut memang disediakan khusus untuk pengunjung yang memerlukannya. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Jika dilihat dari tujuh persyaratan yang dikeluarkan oleh UNWTO, Taman Mini Indonesia Indah baru mengimplementasikan sebagian dari tujuh persyaratan yang ada. Yang paling banyak di implementasikan dalam Taman Mini Indonesia Indah adalah komunikasi, signage, dan harga. Sedangkan yang masih memerlukan peningkatan adalah tempat parkir, fasilitas kebersihan umum, pergerakan horizontal dan pergerakan vertikal. Yang amat sangat perlu untuk diimplementasikan adalah pergerakan vertikal, karena objek wisata yang ada di Taman Mini Indonesia Indah terutama anjungan daerah tidak dapat diakses oleh pengunjung berkebutuhan khusus, terutama jika pengunjung tersebut menggunakan kursi roda. Selain itu yang harus terus ditingkatkan adalah pengimplementasian toilet untuk pengunjung disabilitas. Objek wisata yang dapat diakses oleh semua orang akan mempunyai keuntungan tersendiri dan menjadi suatu keuntungan dalam persaingan bisnis untuk mendapatkan pengunjung yang banyak. Saran Disarankan agar Taman Mini Indonesia Indah dapat mengeimplementasikan ketujuh persyaratan untuk aksesibilitas yang telah ditetapkan oleh UNWTO. Semakin banyak Taman Mini Indonesia Indah dapat diakses oleh semua orang, semakin banyak pengunjung yang bersedia untuk datang dan berkunjung kembali. Dan Taman Mini Indonesia Indah perlu menyediakan fasilitas yang dapat diakses oleh semua orang dan meningkatkan kualitas dari staf yang bekerja sehingga mereka dapat membantu pengunjung dengan kebutuhan khusus menikmati kunjungan mereka. Dan dapat ditambahkan huruf braille pada brosur untuk pengunjung dengan kekurangan penglihatan. Juga penambahan untuk audio announcement. Jurnal IPTA p-ISSN 2338-8633 Vol. 7 No. 2, 2019 e-ISSN 2548-7930 Kepustakaan Anugerah, D. K. C. & Sugandi, M. S., 2018. Strategi Komunikasi Pemasaran Anjungan Taman Mini Indonesia Indah Sebagai Media Promosi Pariwisata Indonesia. Jurnal Ilmu Komunikasi dan Bisnis, 32, pp. 82-91. Benckendorff, . P. J., 2001. Planning for the Future A Study of Australian Tourist Attractions, Townsville Qld James Cook University. Cropley, A., 2019. Qualitative research methods an introduction for students of psychology and education. 2nd ed. Hamburg Riga, Latvia Zinatne. Devile, E. & Kastenholz, E., 2018. Accessible tourism experiences the voice of people with visual disabilities. Journal of Policy Research in Tourism, Leisure and Events, 103, pp. 1-21. ENAT, 2009. What is "Accessible Tourism". [Online] Available at [Accessed 2 October 2019]. IDPWD, 2019. International Day of People with Disabilities. [Online] Available at [Accessed 1 August 2019]. Jackson, R., Drummond, D. K. & Camara, S., 2007. What Is Qualitative Research?. Qualitative Research Reports in Communication, 81, pp. 21-28. Puspasari, N. W. & . F., 2018. Pengaruh Efektivitas Promosi Above the Line dan Below the Line terhadap Daya Tarik PengunjungTaman Mini Indonesia Indah. Jurnal Riset Manajemen dan Bisnis, 33, pp. 313 - 320. Setianda, V. & Andadari, R. K., 2015. Menimbang Daya Saing Pariwisata Indonesia dibandingkan Singapura, Malaysia dan Thailand. Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia , 23, pp. 422-442. Silvia , A., 2013. Accessible tourism in the Italian destination. Journal of Tourism Research, Volume 16, pp. 9-29. Simanjuntak, C., Kusuma Dewi, L. G. L. & Susrami Dewi, N. G. A., 2018. Penyedia Aksesibilitas bagi Wisatawan Penyandang Disabilitas oleh Stakeholder di Kotamadya Denpasar Kecamatan Denpasar Selatan. Industri Perjalanan Wisata, 61, pp. 55-69. Sugianto, S., Sendra, I. M. & Kusuma Negara, I. M., 2018. Prefensi Wisatawan Cina Terhadap Cultural tourism di Bali. Industri Perjalanan Wisata, 62, pp. 115-123. Thaib, H. S., 2018. Strategi Pengembangan Kepariwisataan Indonesia, Jakarta Kementerian Pariwisata. UNWTO, 2014. Ethics, Culture and Social Responsibility. [Online] Available at [Accessed 2 October 2019]. UNWTO, 2016. Accessible Tourism for All An Opportunity within Our Reach, Madrid World Tourism Organization . UNWTO, Accessible Tourism. [Online] Available at [Accessed 2 October 2019]. Wardijono, B. et al., 2017. Rancang Bangun Aplikasi Virtual Reality 3D Untuk Menampilkan Visualisasi Lingkungan Taman Mini Indonesia Indah TMII Berbasis Web. Jakarta, Universitas Muhammadiyah, pp. 1-7. Wiastuti, R. D., Adiati , M. P. & Lestari, N. S., 2018. Implementation of accessible tourism concept at museums in Jakarta. Medan, IOP Publishing Ltd. World Tourism Organization, 2013. Recommendations on Accesible Tourism, Madrid UNWTO. World Travel & Tourism Council, 2017. How Does Travel & Tourism Compare to Other Sector?, London World Travel & Tourism Council. World Travel & Tourism Council, 2019. Destination 2030; Global Cities’ Readiness For Tourism Growth, London JLL & WTTC. Zsarnoczky, M., 2017. Accessible tourism in the European Union. Banská Bystrica, ERSA European Regional Science Association . ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Wayan PuspasariFebriansyah FebriansyahThis research was aimed for knowing the influence between promotion effectiveness above the line and below the line to the attractiveness of visitor of Taman Mini Indonesia Indah. This research used a quantitative approach through survey to 150 visitors. Using a convenience sampling Hypothesis test t test result that shows that the variable above the line affect significantly to these attractiveness of visitor proved by t value about 5,867 which is more than t table. And the variable of below the line affect significantly with t value about 5,345 which is more than t tabel. The conclusion of this research is promotion of above the line and below the line be influential effectively increase the attractiveness of visitors of Taman Mini Indonesia Indah. This means that the promotional media which can increase the wishes of the people for a visit to Taman Mini Indonesia Indah. Keywords promotion,above the line, below the line, marketingVonny Setianda Roos Kities AndadariExperience from many countries shows that tourism contributes greatly to the economic growth that can improve the welfare and quality of citizens’ lives. To enhance the role of the tourism sector to improve the economy, increasing the competitiveness of this sector is the key. For Indonesia, which has great potential in the tourism sector, tourism development strategies are needed to improve the competitiveness of the tourism industry. The purpose of this study is to determine the position of competitiveness in Indonesia’s tourism sector, especially compared to some major ASEAN countries, and propose appropriate tourism development strategies. After mapping the condition of Indonesia’s tourism competitiveness compared to some other major ASEAN countries, this study uses STP segmenting, targeting, and positioning to find appropriate tourism development strategies. This research utilizes secondary data. The results show that compared to some other major ASEAN countries Singapore, Malaysia and Thailand, Indonesia's tourism competitiveness in some aspects is low, although this condition has improved in recent years. However, given the demands of the dynamic tourism market, the competitiveness needs to be improved continuously. This necessitates special strategies, so that the efforts match with the target. Keywords Indonesian tourism, competitiveness of the tourism industry, tourism development strategiesOur research focuses primarily on the understanding of the engagement in tourist activities of people with disabilities. Specifically, we intend to analyze the experience of people with visual impairments, identifying the factors that constrain and the factors that facilitate their decision to travel, seeking to understand how people adapt, negotiate their perceived and real constraints and become active travelers. A qualitative study was undertaken using in-depth interviews, which sought to give voice to people with visual disabilities. Results of a content analysis of the information gathered allow the following main conclusions The participation in tourist activities by people with visual disabilities results from an ongoing and interactive process, which is shaped by multiple factors, with positive or negative influences, within each individual’s very personal context, impairment condition and social environment, with impact on different stages of the process. It is possible to identify patterns of factors influencing the process constraints and facilitators as well as of negotiation strategies used for continued participation in tourism. To overcome the barriers they face, people with disabilities rely on negotiation strategies associated with the travel organization process, and on different personal and interpersonal strategies that are systematized in this study Silvia AngeloniThe aim of the study is to investigate the advantages and the obstacles relating to accessible tourism. Disability is a phenomenon that receives a growing academic and government attention for a number of demographic and social factors. The number of people with disabilities is expected to increase. Accessible tourism represents a challenge and an opportunity to organizations and destinations to combine tourism quality and growth with social justice. This study reviews the literature on the main constraints to tourism for persons with disabilities and on patterns of accessible tourism. With regard to this aspect, a specific focus on the “state-of-the-art” of the Italian destination is made. The study documents disability tourism policy and provides a picture of the perception of the tourist industry in serving tourists with disabilities. The survey is enriched by the analysis of a successful Italian case, aiming at evaluating best practices worthy of being replicated and emulated everywhere. The history of the social cooperative “Independent L” well embodies the new cultural lens through which to view tourism from a disability perspective. Results of research suggest that tourism accessibility is not only a goal to be achieved through measures of an architectural nature, but first and foremost is a civil, social and cultural goal. Providing opportunities for tourism in full accessibility is not Accessible tourism in the Italian destination only a correct action from the point of view of universal principles enshrined in the UN Convention, but it is above all an intelligent and forward-looking strategy, full of advantages, including economic benefits. The research underlines the urgent need for education and training on tourism accessibility, since knowledge is the most efficacious means of changing attitudes towards people with disabilities, so that equal dignity and opportunity among citizens are defining nature and characteristics of qualitative research are surveyed in this article, which identifies key distinctions between method and methodology. The authors note that qualitative research is primarily concerned understanding human beings' experiences in a humanistic, interpretive approach. Issues of research design differences between quantitative and qualitative research are traced with an emphasis on identifying diverse methodologies, including those focusing on analysis of text, and diverse forms of data collection along with criteria for evaluating qualitative research discuss, Chinese tourist preferences on cultural tourism product in Bali, and its characteristics. The aim of this research is to identify the characteristics and to determine how Chinese tourist preference on the cultural tourism product in Bali. The method of data collection utilized observation, questionnaire, literature study, and documentation. The result shows that the characteristic of the Chinese tourist in Bali from point of view tourists descriptor are dominated by Chinese tourist whose age are 25-44 years and their job as private employees who have married. Based on trip-descriptor are dominated by the purpose of their traveling to Bali are the holiday. Most of them got information from the internet, and arranged by tour package with the length of stay is 4-7 days in Bali. Preferences of Chinese tourist toward cultural tourism in Bali are in term of historical buildings prefered to Tanah Lot Temple, in term of historical places prefered to Bedugul, in term of traditional dances prefered to Barong Dance, in term of local food prefered to Suckling pig, in term of handicrafts prefered to traditional statues, in term of indigenous village tours prefered to the traditional village of Panglipuran, in term of Subak prefered to the Subak in Tegalalang, in term of cultural festival prefered to the Bali Arts Festival, in term annual ceremony prefered to have tour during on Nyepi day, in term pre-wedding tour prefered to wear traditional Balinese costume, and in term spa product prefered traditional Balinese purpose of this study is to determine the forms of provision and constraints experienced by stakeholders to provide accessibility for tourists with disabilities in the Denpasar City, South Denpasar District. The informant in this research use purposive sampling method. This research uses descriptive qualitative method, obtained by conducting interview, observation, documentation, and checklist to stakeholder which is divided into three, government, society, and tourism industry. The result of this research is the provision of accessibility for tourists with disabilities by tourism stakeholders in Denpasar City South Denpasar District not yet fully available. The provision of accessibility for tourists with disabilities by tourism stakeholders in Denpasar City, South Denpasar are form of physical accessibility of ram and sliding door while the form of non-physical accessibility are the availability of special services and regulations on the activities of people with disabilities. While the constraints faced by tourism stakeholders in Denpasar City, South Denpasar District in providing accessibility for tourists with disabilities are internal constraints, limited budget and external constraints, regulations that have not specifically regulated the needs of disabled tourists. Suggestion of this research is that among the tourism stakeholder could inisiate, change mindset, and work together in provision accessibility for tourist with Komunikasi Pemasaran Anjungan Taman Mini Indonesia Indah Sebagai Media Promosi Pariwisata IndonesiaD K C AnugerahM S SugandiAnugerah, D. K. C. & Sugandi, M. S., 2018. Strategi Komunikasi Pemasaran Anjungan Taman Mini Indonesia Indah Sebagai Media Promosi Pariwisata Indonesia. Jurnal Ilmu Komunikasi dan Bisnis, 32, pp. research methods an introduction for students of psychology and educationA CropleyCropley, A., 2019. Qualitative research methods an introduction for students of psychology and education. 2nd ed. Hamburg Riga, Latvia Zinatne.
AA A. JAKARTA - Macetnya arus lalu lintas menuju tempat wisata Taman Mini Indonesia Indah ( TMII ) Jakarta Timur membuat pengunjung kecewa. Terlebih, banyak wahana di tempat wisata itu yang sedang direnovasi. Warga Tangerang Suharti (63) mengungkapkan kekecewaannya saat ingin berekreasi ke TMII bersama cucu-cucunya. Janet and Friend's dari SDN 1 Ciputat berkunjung ke Taman Mini Indonesia Indah, Bermain sambil Belajar di Museum Indonesia dan Museum PP-IPTEK KementerianPUPR Alokasikan Rp42,2 Miliar untuk 'Bedah Rumah' di Sumatera Barat. "Program BSPS merupakan stimulan yang diberikan oleh pemerintah untuk menjadikan rumah tidak layak huni menjadi lebih layak huni," ujar Iwan. Selengkapnya. 09:33 WIB.
\n saat melakukan study tour ke taman mini indonesia indah
PTTWC GANDENG KPK TANAMKAN NILAI INTEGRITAS KEPADA SELURUH KARYAWAN TMII. PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko (Persero) menggandeng sejumlah pihak untuk ikut membantu proses transformasi kepengelolaan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) ke depan. Salah satunya ialah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Nikmatikegembiraan di Taman Mini Indonesia Indah dan lihat mengapa tempat diskukai orang-orang dan menjadi taman hiburan populer di Jakarta. Kunjungi toko dan spa di area kaya budaya ini. Cari tahu sejarah dari Jakarta saat Anda melakukan perjalanan ke Masjid Istiqlal. Kunjungi spa dan toko di area kaya budaya ini. Masjid Istiqlal.

Liputan6com, Jakarta Jika berbicara tentang tempat wisata di Jakarta Timur, Taman Mini Indonesia Indah atau TMII biasanya akan muncul pertama kali di kepala banyak orang. Memang tidak diragukan lagi jika TMII telah menjadi salah satu ikon tempat wisata di Jakarta Timur. Akan tetapi, tempat wisata di Jakarta Timur sebenarnya banyak.

O3837AO.
  • qz4a5j5pui.pages.dev/915
  • qz4a5j5pui.pages.dev/118
  • qz4a5j5pui.pages.dev/871
  • qz4a5j5pui.pages.dev/370
  • qz4a5j5pui.pages.dev/877
  • qz4a5j5pui.pages.dev/375
  • qz4a5j5pui.pages.dev/583
  • qz4a5j5pui.pages.dev/474
  • qz4a5j5pui.pages.dev/433
  • qz4a5j5pui.pages.dev/643
  • qz4a5j5pui.pages.dev/97
  • qz4a5j5pui.pages.dev/10
  • qz4a5j5pui.pages.dev/86
  • qz4a5j5pui.pages.dev/57
  • qz4a5j5pui.pages.dev/213
  • saat melakukan study tour ke taman mini indonesia indah